Fakta Dokter Terawan Si Penemu Vaksin Nusantara: Dipecat IDI hingga Diberhentikan dari Menteri
ERA.id - Nama dokter Terawan Agus Putranto kembali jadi perbincangan usai dirinya berhasil mengagas vaksin Nusantara yang kini telah memasuki uji coba fase II di rumah sakit Dr. Kariadi Semarang.
Dokter Terawan meyakini vaksin Covid-19 yang digagasnya akan menjadi revolusi vaksin karena dibuat berdasarkan individual. Uji klinis fase dua Vaksin Nusantara dilakukan secara terbuka.
"Kita sangat berbahagia karena ini sangat terbuka dan menarik. Sebuah revolusi di dalam vaksin yang tadinya konservatif menjadi sebuah yang individual," kata Terawan di Rumah Sakit Dr. Kariadi, Selasa (16/2).
Sebelumnya uji coba fase pertama telah dilakukan kepada 27 orang relawan. Hal ini dikatakan oleh Anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara dr Yetty Movietta Nency, Kamis (18/2/2021).
"Semua orang punya sel darah putih. Metodenya dengan kita ambil darah putih dan kemudian dipisahkan sel dendritnya. Makanya kita namakan vaksin ini sebagai Vaksin Dendritik," ucapnya.
Vaksin ini merupakan kerjasama antara PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip) serta RSUP dr Kariadi Semarang. Vaksin ini awalnya digagas oleh Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan (Menkes).
Karier dokter Terawan di bidang kesehatan bisa dibilang cukup cemerlang. Meski begitu, kariernya tak pernah berlangsung lama. Beberapa di antaranya berakhir dengan pemberhentian.
Berikut fakta dokter Terawan si penemu Vaksin Nusantara, yang berhasil dirangkum ERA.id, Kamis (18/2/2021).
1. Dipecat IDI
Dokter Terawan memang diketahui kaya akan inovasi. Salah satuya ia pernah merumuskan 'Terawan Theory', yakni sebuah teori yang terkait dengan metode 'cuci otak' pada penderita stroke.
Meskipun demikian, dokter Terawan dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah.
Salah satu pasien dokter Terawan adalah Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie. Bakrie pernah merasakan kemujaraban metode Dokter Terawan. Aburizal pun menyayangkan pemecatan ini yang dilakukan IDI terhadap dokter Terawan.
Menurut MKEK ada dua pasal Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) yang dilanggar Terawan, yaitu pasal 4 dan 6 yang isinya:
Pasal 4: Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri
Pasal 6: Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat
2. Kebijakan kontroversi saat COVID-19
Pandemi COVID-19 menyerang Indonesia saat Terawan masih menjabat sebagai Menkes RI. Meski begitu, sejumlah kebijakannya dianggap menuai kontroversi. Salah satunya ketika Pandemi COVID-19 mulai merebak, ia bekerja mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di kapal pesiar Dream World.
Terawan juga mendapat kontroversi dari pemulangan dan karantina WNI dari Wuhan karena lokasi karantina terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, meskipun pemerintah Indonesia telah meyakinkan warga bahwa WNI yang dipulangkan tidak terinfeksi. Setelah masa karantina 14 hari, seluruh WNI dideklarasikan sehat dan tidak terinfeksi COVID-19.
Ia juga dikritik karena menyatakan bahwa flu biasa lebih berbahaya daripada COVID-19, dengan menyatakan bahwa flu biasa memiliki jumlah kematian lebih tinggi dari COVID-19.
Selain itu, pria kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 itu juga dikritik karena sikap "arogan" dan "anti-sains" dalam menangani krisis COVID-19 di Indonesia. Menurutnya percuma yang sehat pakai masker, menyalahkan pembeli masker, sebelumnya sempat menyebutkan enjoy aja terkait virus corona, dan pengangkatan duta imunitas corona.
3. Karier Terawan
Sebelumnya menjabat sebagai Menkes, Terawan diketahui merupakan dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.
Ia menjadi dokter militer pertama yang menjabat Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat (1978–1988) dan orang dengan pangkat militer tertinggi yang pernah memangku jabatan ini.
Ia merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan kemudian masuk TNI AD, di mana ia ditugaskan ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.
Ia juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015. Sejumlah penghargaan pun pernah diraihnya seperti Bintang Mahaputra Nararya; Bintang Yudha Dharma Pratama; Bintang Kartika Eka Paksi Pratama; Bintang Yudha Dharma Nararya; dan Bintang Kartika Eka Paksi Nararya.
4. Diberhentikan dari jabatan Menkes
Terawan merupakan Menteri Kesehatan RI pada Kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Maruf Amin yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 hingga 23 Desember 2020. Namun, belum genap 5 tahun menjabat menteri, Terawan terlebih dahulu kena reshuffle kabinet.
Posisinya kemudian digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin yang telah dilantik oleh Presiden Jokowi pada 23 Desember 2020. Budi Gunadi yang tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang kesehatan ini, dibantu oleh Dante Saksono Harbuwono yang ditunjuk sebagai Wakil Menteri Kesehatan.
Kemenkes pun menggelar serah terima jabatan Menkes dari Terawan Agus Putranto kepada Budi Gunadi Sadikin. Acara ini berlangsung selang satu pekan usai Presiden Joko Widodo merombak kabinet Indonesia Maju.
Dalam kesempatan itu, Terawan mengatakan akan kembali melanjutkan tugas profesinya sebagai dokter. Ia pun berjanji akan terus mengabdikan diri bagi kepentingan bangsa dan negara.