Kabar Terbaru Vaksin Nusantara 'Made in' Dokter Terawan: Diklaim Tahan Seumur Hidup, Aman, dan Murah

| 18 Feb 2021 16:06
Kabar Terbaru Vaksin Nusantara 'Made in' Dokter Terawan: Diklaim Tahan Seumur Hidup, Aman, dan Murah
Dokter Terawan Agus Putranto (Merry/era.id)

ERA.id - Vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto, kini telah memasuki fase uji coba fase II. Sedangkan uji coba fase pertama telah dilakukan pada 27 orang relawan.

Hal ini dikatakan oleh Anggota Tim Peneliti Vaksin Nusantara dr Yetty Movietta Nency, Kamis (18/2/2021). Vaksin ini berbasis dari dalam tubuh pasien sendiri. Sebab vaksin ini diambil dari sel dendrit yang ada dalam tubuh. Sel dendrit ini merupakan bagian sel dalam darah putih.

”Semua orang punya sel darah putih. Metodenya dengan kita ambil darah putih dan kemudian dipisahkan sel dendritnya. Makanya kita namakan vaksin ini sebagai Vaksin Dendritik,” ucapnya.

Vaksin ini merupakan kerjasama antara PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip) serta RSUP dr Kariadi Semarang. Vaksin ini awalnya digagas oleh Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang saat itu masih menjabat.

Vaksin Nusantara memiliki kelebihan yakni tidak ada komponen virus yang masuk ke tubuh manusia. Sebab hanya sel dendrit yang akan dimasukkan ke dalam tubuh.  

”Jadi kita ambil sel dendrit dari dalam tubuh, kemudian dikenalkan dengan virusnya. Nanti sel dendrit ini sudah pintar karena mengenali virusnya. Baru nantinya kita suntikkan kembali ke tubuh manusia sebagai vaksin,” katanya.

Vaksin ini 90 persen yang terlibat dalam penelitiannya adalah dokter dan peneliti dalam negeri. Sebab hanya sebagian kecilnya yang melibatkan komponen dari luar negeri.

”Paling hanya reagennya saja yang kita datangkan dari Amerika Serikat,” katanya.

Keunggulan lainnya dari vaksin Nusantara ini yakni harganya murah. Diperkirakan untuk satu kali penyuntikan vaksin hanya memerlukan biaya USD 10 atau setara dengan Rp 200 ribu. Selain itu vaksin ini dirasa lebih aman karena menggunakan komponen dalam tubuh orang itu sendiri.

”Tidak ada komponen asing karena semua komponennya dari tubuh sendiri. Jadi Insyaallah halal karena tidak ada komponen dari hewan,” katanya.

Selain itu vaksin ini aman bagi orang yang memiliki komorbit atau penyakit bawaan. Jika pada vaksin lain orang yang memiliki penyakit penyerta tidak bisa menggunakannya, pada vaksin ini aman. 

”Sebab vaksin dendritik ini metodenya personalize,” katanya.

Selain aman dan tidak berbahaya, vaksin ini akan akan memotong rantai jalur distribusi dan pengiriman sehingga murah. Sebab untuk distribusi biayanya cukup besar, karena vaksin ini harus disimpan dalam suhu tertentu.

”Vaksin ini kan personalize, jadi tidak perlu stok penyimpanan,” katanya.

Rekomendasi