Jalur Sepeda Sudirman: Digunakan Pengendara Mobil, Dikritik Anggota DPR karena Lebar
ERA.id - Jalur sepeda di Jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin di Jakarta Pusat, tuai polemik. Terparah dan yang paling baru, jalur sepeda permanen itu digunakan pengendara mobil. Itu diketahui saat viral video seorang pesepeda yang memarkir sepedanya di pinggir jalur khusus tersebut, membuat pengendara mobil mengklaksonnya karena mobil tersebut ingin melintas.
“Ini kan jalur sepeda ya, Om?” ujar seorang perempuan dalam video tersebut yang juga merekam aksi sembrono pengendara mobil yang sudah mengetahui itu jalur sepeda, malah nekat memasukkan mobilnya ke sana.
Hingga kini, belum diketahui kronologi mobil masuk jalur sepeda permanen tersebut. Sampai di situ saja masalahnya? Tidak. Jalur sepeda inisiatif Pemprov DKI serta Anies Baswedan ini juga dikritik anggota DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak.
Menurut Anggota Komisi B DPRD DKI itu, lebar jalur sepeda 2 meter dinilai bikin sempit jalanan. Pasalnya, jalur sepeda yang telah ada sepanjang 63 kilometer di sejumlah wilayah, lebarnya hanya 1,5 meter.
Dengan lebar jalur sepeda permanen 2 meter, menurut Gilbert, akan semakin mempersempit jalan. "Kebijakan Gubernur di bidang transportasi sangatlah tidak menyentuh dengan mengutamakan jalur sepeda yang mempersempit selebar 2 meter badan jalan. Padahal, jalur sepeda banyak yang tidak dilalui sepeda dengan jumlah cukup, dan sebagian besar jadi jalur sepeda motor dan parkir mobil," kata Gilbert kepada wartawan, Senin (1/3/2021) kemarin.
Gilbert menilai pembuatan jalu sepeda yang lebih lebar belum tepat diterapkan saat ini. Sebab, masih banyak masyarakat yang bermobilisasi menggunakan kendaraan pribadi.
"Jaklingko belum berjalan optimal. Minim sekali yang berfungsi baik. Sementara, trotoar diperbesar, sehingga makin mempersempit jalur mobil dan motor,"ucap dia.
Gilbert mengimbau Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk meningkatkan fasilitas angkutan massal terlebih dahulu. Caranya, dengan menambah jumlah armada, frekuensi, ketepatan waktu dan jumlah jalur.
"Peningkatan ini agar mencapai seluruh daerah di Jakarta. Hanya Jakarta, Manila dan Medellin yang tranportasi publik dimiliki swasta. Seharusnya pajak yang dipungut dikembalikan juga ke sektor transportasi, selain pendidikan dan kesehatan," katanya.
Seperti diketahui, jika melintasi jalan Jenderal Sudirman tampak sebuah pembatas jalur sepeda menggunakan beton berwarna putih, dibubuhi garis berwarna kuning-hitam. Pembatas itu berbentuk seperti rantai yang berkaitan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menyebut pihaknya tengah membuat jalur sepeda permanen. Beton itu menjadi pembatas dari pengguna sepeda dengan kendaraan bermotor lainnya.
"Jalur Sepeda Permanen Sudirman-Thamrin bertemakan Sabuk Nusantara dengan representasi pada pot tanaman (planter box) sebagai proteksi jalur sepeda berbentuk seperti rantai yang saling berkait," kata Syafrin.
Sebelumnya, jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman-Thamrin mulai diuji coba pada Jumat (26/2/2021) lalu. Jalur sepeda permanen itu dibatasi dengan beton berjenis pot bunga atau planter box yang menyambung satu sama lain seperti rantai.
Jalur sepeda permanen direncanakan sepanjang 11,2 kilometer dan selebar 2 meter. Anies Baswedan menjadwalkan jalur sepeda permanen akan rampung pada akhir Maret.
Seperti diketahui, jika melintasi jalan Jenderal Sudirman tampak sebuah pembatas jalur sepeda menggunakan beton berwarna putih, dibubuhi garis berwarna kuning-hitam. Pembatas itu berbentuk seperti rantai yang berkaitan.