Survei SMRC: Prabowo Dapat Naikkan Jumlah Kesediaan Masyarakat Divaksin COVID-19
ERA.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan dokter dinilai menjadi sosok yang bisa menaikkan angka kesediaan masyarakat untuk menerima vaksin COVID-19. Hal ini berdasarkan hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengenai vaksinasi.
Dalam survei tersebut, tercatat sebanyak 74 persen responden mengaku bersedia divaksin jika mengetahui Prabowo telah divaksin. Sedangkan jika dokter diketahui telah divaksin, responden yang mau mengikuti vaksinasi mencapai 73,6 persen
"Jika vaksin COVID-19 sudah tersedia dan tahu Prabowo Subianto sudah divaksin, ada 73,3 persen yang pasti mau divaksin, 20,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 5,9 persen tidak menjawab," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam rilis survei, Senin (29/3).
Sedangkan sosok lainnya, seperti Presiden Joko Widodo, ketua umum partai, maupun tokoh agama tidak terlalu kuat untuk meningkatkan jumlah warga yang bersedia untuk divaksin.
Menurut Deni, tinggi responden yang bersedia divaksin jika mengetahui Prabowo telah divaksin merupakan dampak dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu. Meskipun saat ini Prabowo telah masuk dalam jajaran kabinet, namun keterberlahan akibat rivalitas dengan Jokowi itu masih berbekas.
Deni menjelaskan, dari hasil survei SMRC, kesediaan pemilih Prabowo divaksinasi cukup rendah yaitu 46 persen jika dibanding pemilih Jokowi yaitu 71 persen. Namun, begitu dikatakan Prabowo sudah divaksin, presentasi pemilih Prabowo bersedia divaksin meningkat menjadi 67 persen.
"Ini menunjukkan Prabowo menjadi teladan bagi pendukungnya bukan hanya dalam politik, tapi juga dalam hal perilaku terkait kesehatan seperti kesediaan untuk divaksin ini," kata Deni.
Deni menambahkan, hasil survei ini bisa dimanfaatkan pemerintah dalam rangka menaikkan kesediaan masyarakat untuk divaksinasi.
"Data ini menunjukkan pemerintah perlu menampilkan dokter dan Prabowo sebagai tokoh yang sudah divaksin agar tingkat kesediaan masyarakat bisa meningkat," ujar Deni.
Survei eksperimen SMRC skala nasional itu digelar pada 23-26 Maret 2021. 1401 responden dipilih secara acak. Desain eksperimen diterapkan dengan membagi sampel ke dalam 7 kelompok secara acak (1 kelompok kontrol dan 6 kelompok treatment).
Setiap kelompok mendapat satu pertanyaan yang berbeda dengan kelompok lainnya. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon. Survei memiliki margin of error 2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.