Riset: Antibodi Covid-19 dari Vaksin Sinovac Turun 50 Persen Setelah 40 Hari

ERA.id - Tingkat antibodi dari seseorang yang telah selesai disuntik vaksin Covid-19 Sinovac turun 50% dalam kurun waktu 40 hari, demikian disebut dalam riset gabungan antara Fakultas Kedokteran Universitas Thammasat di Thailand dan National Centre for Genetic Engineering and Biotechnology (Biotec).

Melansir Bangkok Post, (19/7/2021), hasil riset disampaikan Dr Anan Jongkaewwattana, direktur Veterinary Health Innovation and Management Research Group di Biotec.

Menulis di Facebook, Dr Anan menyebut penelitiannya melibatkan 500 orang yang telah disuntik dua dosis vaksin Sinovac. Hasil penelitiannya mengungkap bahwa level antibodi orang-orang tersebut kembali turun 50% setelah 40 hari.

Di sisi lain, level antibodi dari dua suntikan yang berjarak lebih dari 60 hari juga lebih rendah dibandingkan bila suntikan kedua dilakukan kurang dari 60 hari sejak suntikan pertama, sebut Dr Anan.

Melansir Bangkok Post, Dr Anan menyebut kemanjuran vaksin Sinovac 60 hari pasca suntikan kedua adalah antara 60%-70% terhadap virus asli SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Potensi proteksi tersebut turun jadi 50% di masa lebih dari 60 hari sejak suntikan kedua.

Penelitian Dr Anan dan timnya tak memberikan data terkait potensi vaksin Sinovac terhadap varian Covid-19 yang lebih menular seperti varian Alpha, Beta dan Delta.

Peneliti tersebut juga mengatakan level imunisasi cenderung menurun seiring meningkatnya usia. Ia menyebut mereka yang berusia 40 tahun ke atas memproduksi level antibodi lebih rendah daripada yang usianya lebih muda.

"Ini menjadi peringatan bahwa vaksin yang dibuat dari virus inaktif kemungkinan tidak bisa mempertahankan respons imun dalam waktu yang cukup lama," kata Dr Anan, dikutip The Guardian.

Bangkok Post juga memberitakan pernyataan Chalermchai Boonyaleepun, wakil kepala komite kesehatan publik Senat Thailand, yang menyebut vaksinasi Covid-19 tetap mampu mengurangi jumlah infeksi dan kematian akibat virus corona di kalangan tenaga kesehatan. Diketahui bahwa kebanyakan tenaga kesehatan di Thailand divaksin dengan produk Sinovac.

Data Departemen Pencegahan Penyakit Thailand, dikutip Chalermchai, menyebut 700 ribu nakes telah selesai divaksin. Di antara angka tersebut, 707 orang terinfeksi Covid-19, menghasilkan rasio proteksi yang lebih baik - 101 kasus tiap 100 ribu yang divaksin - bila dibandingkan dengan kalangan yang tidak divaksin sama sekali.

Per 13 Juli, melansir Bangkok Post, tujuh tenaga kesehatan di Thailand telah meninggal karena Covid-19, dua di antaranya telah selesai divaksin. Tingkat kematian di kelompok tervaksin adalah 0,28%. Sementara di kalangan yang tidak divaksin, tingkat kematiannya lebih tinggi, 2,89%.

Di Tanah Air sendiri, jutaan tenaga kesehatan telah divaksin Covid-19 dengna produk Sinovac, dan ribuan di antaranya kini dinyatakan positif terinfeksi virus corona, melansir Reuters.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), institusi yang merekomendasikan penggunaan vaksin Sinovac di Indonesia, belum menjawab permintaan komentar dari ERA.id.

Sejumlah pejabat publik, seperti anggota DPR Melki Laka Lena, sempat membahas perlunya dosis ketiga ('pemacu') vaksin Covid-19 untuk mempertahankan proteksi.

Pada Jumat, (9/7/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Badan POM dan ITAGI telah menyetujui program suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19. Namun, program suntikan tambahan ini hanya diperuntukkan bagi para tenaga kesehatan.

"Vaksinasi kita masih belum mencakupi seluruh target vaksiansi maka penting untuk kita pahami vaksinasi ketiga ini hanya diberikan kepada nakes," sebut Menkes Budi Gunadi.