Terungkap Penyebab Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia, Luhut: Karena Varian Delta Tak Mudah Dikendalikan

| 15 Jul 2021 13:19
Terungkap Penyebab Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia, Luhut: Karena Varian Delta Tak Mudah Dikendalikan
Ilustrasi

ERA.id - Tambahan kasus positif COVID-19 kembali memecahkan rekor sebanyak 54.517 kasus per Rabu (14/7).

Koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Pulau Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan lonjakan kasus ini disebebkan karena adanya penyebaran varian Delta.

Luhut bilang, kenaikan kasus COVID-19 selama PPKM berlangsung sebanyak 44,51 persen. Dia juga tak menutup kemungkinan ke depannya tambahan kasus akan mencapai lebih dari 54 ribu kasus per hari.

"Kenaikan selama PPKM ini sebanyak 44,51 persen. Jadi (kasus) harian kemarin itu 54 ribu sekian. Saya kira menjadi angka yang tertinggi dan bisa saja ini masih naik," kata luhut dalam konferensi pers secara daring, Kamis (15/7/2021).

"Karena masalah inkubasinya ini (inkubasi virus) varian Delta ini adalah 14-21 hari, jadi itu yang kita lihat. Tentu kita harus cemat melihat ini semua," imbuhya.

Luhut megatakan, hampir seluruh kasus COVID-19 yang ada di Pulau Jawa disebabkan oleh penyebaran varian Delta. Dia menjelaskan, varian Delta lebih ganas dari segi penyebaran dibandingkan varian Alpha.

Dia mengakui, dalam mengahadapi penyebaran COVID-19 varian Delta ini tidak mudah untuk dikendalikan.

"Saya mohon supaya kita paham bahwa varian Delta ini adalah musuh yang tidak mudah dikendalikan. Jadi saya mohon kita ndak usah berpolemik membuat berita-berita yang kontradiksi, atau statement saya dipotong-potong," kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut lantas membandingkan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia dengan beberapa negara lain di tengah merebaknya varian Delta. Menurutnya, di negara lain juga mengalami lonjakan yang sama tingginya seperti di Indonesia.

Beberapa negara yang mengalami kenaikan kasus antara lain yaitu Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Inggris, hingga Rusia.

"Jadi jangan dilihat ini di Indonesia saja," pungkasnya.

Rekomendasi