Kembangkan Diri Melalui Pendidikan Vokasi
Salah satu yang diperhatikan adalah pembaruan kurikulum yang tak hanya sebatas pendidikan teori. Dalam kurikulum yang akan diterapkan pada pendidikan vokasi, lebih menitik beratkan kepada kemampuan praktikal daripada teoritikal.
Perguruan tinggi yang telah menerapkan sistem pendidikan vokasi adalah Universitas Indonesia. Beberapa semester terakhir, UI telah menerapkan kurikulum 321.
Yang dimaksud dengan kurikulum 321 adalah, 3 semester mahasiswa belajar di dalam kampus, 2 semester belajar langsung di tempat industri sesuai dengan bidangnya masing-masing, dan 1 semester khusus untuk penyusunan tugas karya akhir.
"Jadi seorang mahasiswa kalau sudah di semester 4 bisa mengikuti kuliah praktik di bidang industri sesuai bidangnya. Mereka akan mendapat bimbingan melalui supervisi dari tempat industri yang telah mereka pilih," kata Dosen Komunikasi Program Vokasi Universitas Indonesia Endang Setiowati pada era.id.
Baca Juga : Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Endang menjelaskan, penerapan kurikulum ini akan menambah jam belajar mahasiswa. Namun jenjang pendidikan yang akan dijalani akan lebih singkat karena mahasiswa telah mampu mengembangkan bidang ilmu mereka sesuai dengan bidang industri yang telah dipilih.
"Kalau dulu per sks hanya 50 menit untuk teori. Rata-rata per mata kuliah biasanya sejumlah 3 sks, artinya persekali pertemuan, mahasiswa biasanya hanya 3x50 menit yakni 150 menit dan selebihnya praktik," jelas Endang.
"Tapi karena lebih menitik beratkan pada praktik jumlah SKS per mata kuliah akan jadi lebih sedikit," imbuhnya.
Kendati kurikulum 321 ini lebih diminati, namun fakta dilapangan banyak kendala yang harus dihadapi. Beberapa keluhan dirasakan para mahasiswa, di mana mereka mengaku kalau kesulitan untuk menyerap materi perkuliahan.
"Kelas teorinya digabung jadi terlalu banyak mahasiswa yang ikut pelajaran dalam satu kelasnya. Soalnya ada penggabungan kelas jadi penuh," kata mahasiswa jurusan Komunikasi Vokasi Universitas Indonesia, Alfian saat dihubungi era.id.
Hal senada juga disampaikan Yulia, dia merasa dosen atau pengajar juga mengalami kesulitan. Terlebih dalam memberikan materi pembelajaran dalam satu kelas yang diisi banyak mahasiswa.
"Terus dosen juga pada bilang kelasnya rame banget jadi agak susah ngajarya," kata Yulia.
Baca Juga : Metode Jitu Bikin Anak Senang Belajar
Mahasiswa dari peminatan Hubungan Masyarakat Vokasi UI, menambahkan bahwa menurutnya akan lebih efektif apabila fokus terhadap peningkatan kualitas dosen. Sehingga, bertambahnya durasi ajar mengajar dalam kelas akan lebih tepat guna.
"Sebenarnya kalau ditambah tapi dengan ga selama kayak sekarang, kayaknya bakal efektif. Walaupun 30 menitan tapi dosen nya bagus itu bakal lebih enak. Dari pada lama-lama tapi dosen nya sendiri aja standar," pungkasnya.
Duh, niat pemerintah sih bagus ya cuma kalau kelas kuliahnya terlalu penuh jadi enggak fokus belajarnya juga kan ya.