Siswa SMA Positif Covid-19, Epidemiolog Belum Sarankan PTM Dihentikan
ERA.id - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menilai pemerintah belum perlu menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM). Hal ini merespons satu siswa di SMAN 71 Duren Sawit, Jakarta Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Belum (harus menghentikan PTM). Artinya belum satu sekolah, baru satu kelas atau grup di mana ada anak yang positif (Covid-19)," ujar Dicky kepada wartawan, Kamis (13/1/2022).
Meski begitu, apabila sepertiga dari penghuni sekolah terkonfirmasi positif atau sampai menciptakan klaster baru Covid-19. Maka PTM harus dihentikan.
"Sekali lagi, sekolah ini posisinya unik ya prioritas diutamakan. Tapi ketika ini sudah banyak, sepertiga dari sekolah, di suatu wilayah sudah ada klaster-klaster itu harus suspend dulu," kata Dicky.
Oleh karenanya, Dicky menyarankan agar pemerintah melakukan evaluasi pelaksanaan PTM dalam sepekan ke depan untuk memantau perkembangan tren kasus Covid-19.
Sembari melakukan evaluasi, pemerintah dan pihak sekolah juga sudah harus memulai mempersiapkan pembelajaran daring, terlebih di tengah ancaman Covid-19 Varian Omicron, yang diprediksi puncak kasus terjadi sekitar Februari hingga pertengahan Maret. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi lebih cepat.
"Harus dipertimbangkan setidaknya sampai terlampaui masa puncak yang kayanya tidak sampai pertengahan Maret. Ini bisa dipertimbangkan untuk mulai persiapan (sekolah) daring," kata Dicky.
"Tapi tentu harus ada keputusan bersama dan kita lihat seminggu ke depan," imbuhnya.
Sebagai informasi, SMA Negeri 71 Duren Sawit Jakarta Timur menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen selama lima hari, setelah ditemukan satu siswa positif COVID-19.
Kepala SMA Negeri 71 Jakarta, Acep Mahmudin, di Jakarta, Selasa (11/1/2022), mengatakan, penghentian sementara kegiatan PTM 100 persen dilakukan mulai Senin (10/1) hingga Jumat (14/1), setelah menerima laporan ada satu siswa yang positif COVID-19.
"Untuk SMAN 71, sementara PTM ini kami tiadakan. Terhitung hari Senin ini sampai dengan Jumat, sesuai aturan SKB 4 Menteri dan keputusan kepala dinas," ujar Acep.
Sementara penelusuran kontak erat atau tracing juga sudah dilakukan terhadap terhadap teman sekelas dan guru yang sempat bertemu dengan siswa tersebut.
"Setelah kasus tersebut, dilakukan tracing terhadap teman sekelasnya saja dan guru yang mengajar saja," kata Kepala Sub Bagian Humas Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Taga Radja kepada wartawan, Rabu (12/1).