Rasakan Firasat Buruk, Nurul Arifin Akui Putrinya Frustasi Sebelum Meninggal Dunia Karena Pandemi: Nggak Bisa Bergaul Bebas
ERA.id - Nurul Arifin merasakan kehilangan atas kepergian putrinya, Maura Magnalia yang meninggal dunia akibat serangan jantung pada Selasa (25/1/2022). Saat ditemui awak media, Nurul Arifin akui putrinya sempat merasakan frustasi sebelum meninggal dunia.
Maura Magnalia merasakan frustasi lantaran pandemi Covid-19 yang membuatnya tidak bisa bebas untuk bertemu dengan orang-orang. Sehingga, Maura menjadi beban lantaran hanya bisa berkomunikasi dengan orang-orang melalui via Zoom.
"Karena kalau saya melihat pandemi ini membawa satu akibat ya, banyak orang frustrasi karena nggak bisa bergaul bebas. Mau berinteraksi sulit, jadi hubungannya hanya zoom," ujar Nurul Arifin, dikutip dari kanal YouTube NitNot.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini merasa Maura Magnalia jadi jenuh karena pandemi Covid-19 yang belum kunjung selesai. Sehingga, ia merasakan fruastasi sangat mendalam.
"Kan mungkin lama-lama bete juga. Mungkin anak saya salah satu korban dari ini semua. Rasa frustrasi, kemudian menjadi asosial, yang biasanya berkumpul dengan teman-temannya jadi sulit," paparnya.
Perempuan berusia 55 tahun ini juga meminta teman-teman Maura untuk datang ke rumah harus melakukan antigen dulu. Hal ini juga membuat Maura beban. Namun, Nurul Arifin harus lakukan ini demi keselamatan keluarganya.
"Karena kalau ada temannya kesini, saya minta di antigen dulu. Jadi, hal-hal ini membebani dia. Nggak semua orang kuat untuk menghadapi kelemahannya itu," ucapnya.
Selain itu, bintang film Lupus ini juga memiliki firasat akan ketakutannya. Ia takut dengan Maura yang terjadi hal tak diinginkan sehingga harus kerap didampingi.
"Firasatnya sih, beberapa hari ada ketakutan-ketakutan 'Gimana Maura?'. Karena harus didampingi terus gitu dalam masa rentan seperti itu, labil. Saya merasa harus mendampingi padahal kerjaan juga jalan terus ya," ungkapnya.
Meski begitu, Nurul Arifin merasa kepergian putri tercintanya memang sudah takdir dan keluarga harus bisa mengikhlaskannya. Ia berharap Maura Magnalia kini tenang disisi sang pencipta.
"Namun, apa yang malam tadi terjadi rasa-rasanya memang sudah yang terbaik mungkin. Yang Maura mau mungkin menjadi tujuannya juga. Tidak ingin membebani semua orang, ya berharap dia sudah menemukan surganya." tambahnya.