Sejarah 13 April 1964: Sidney Poitier Membuka Jalan Bagi Aktor Kulit Hitam Meraih Piala Oscar

ERA.id - Masih hangat di ingatan pencinta film terhadap kejadian mengejutkan di acara penghargaan Oscar 2022, pada Minggu (27/03/2022). Will Smith naik ke atas panggung dan menampar Chris Rock ketika merosting Jada Pinkett Smith. 

Rock melemparkan beberapa jokes ke hadapan hadirin, tetapi suasana panggung menjadi kikuk pasca penamparan tersebut. Kejadian itu menjadi momen sejarah yang tak akan terlupakan dalam jejak perjalanan Academy Award. 

Hari ini, 58 tahun lalu, tepat 13 April 1964, menjadi peristiwa sejarah dalam perfilman dunia. Bahwa untuk pertama kalinya, aktor kulit hitam memenangkan penghargaan Oscar, dalam film Lilies of the Field (1963). Ia adalah Sidney Poitier. 

Poitier lahir pada 20 Februari 1927 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Ia meninggal dengan usia 94 tahun pada 6 Januari di Los Angeles, California. 

Sesuai penjelasan di Britannica.com, Poitier lahir prematur. Ia dibesarkan di Pulau Cat, Bahama. Saat tumbuh remaja, ia kembali ke Amerika, di mana ia terdaftar sebagai tentara Angkatan Darat AS selama Perang Dunia II, dan sempat menjalani tugas singkat di unit medis. 

Lepas dari tentara, ia beberapa kali melamar kerja, tetapi ditolak karena aksennya. Sehingga, ia berlatih aksen Amerika dengan mendengar suara radio. Setelah itu, ia melamar ke American Negro Theatre (ANT) di New York City.

Di ANT, ia menempa dirinya untuk belajar akting ketika tampil di beberapa rangkaian produksi. 

(Wikimedia Commons)

No Way Out (1950) adalah film pertama Poitier. Ia berperan sebagai Dr. Luther Brooks, seorang dokter kulit hitam yang merawat penjahat kulih putih. 

Poitier dan beberapa aktor setelahnya menjadi film No Way Out sebagai pelajaran bahwa mereka menolak peran yang mengarah kepada stereotip rasial. Poitier menjadi aktor yang menerebos batasan-batasan itu dalam perfilman Amerika Serikat. 

(Wikimedia Commons)

Di saat dunia menatap Rock sebagai komedian dan Smith sebagai aktor berselisih di panggung besar perfilman dunia, hari ini mengingatkan kepada banyak orang bahwa sosok Sidney Poitier yang telah membuka jalan terbaik untuk seniman kulit hitam di Hollywood.

Kehebatan Poitier tidak saja di depan kamera, di belakang kamera pun ia lihai. Tercatat, ia telah mengeluarkan beberapa film sebagai sutradara, seperti Buck and the Preacher (1972) dan yang terakhir Ghost Dad (1990).

Seniman Bahamian-Amerikan ini banyak meraih penghargaan di dunia film maupun tidak. Penghargaan di luar dunia film, salah duanya adalah Kennedy Center Honor pada 1995 dan Presidential Medal of Freedom dari Barack Obama pada 2009.