Debat Terakhir dan Peluang Naiknya Dukungan Djarot-Sihar
Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menyampaikan, debat ketiga yang akan berlangsung Selasa (19/6), di Hotel Santika, Medan, harus dimanfaatkan masing-masing pasangan cagub-cawagub untuk menguatkan informasi mengenai program menyejahterakan masyarakat. Menurut Emrus, semakin jelas dan terukurnya program yang dijanjikan, maka semakin terbuka bertambahnya dukungan dari masyarakat.
“Masyarakat rasional itu biasanya melihat apakah hasil perdebatan itu mampu membuat perubahan yang menyejahterakan masyarakat, itu yang mereka pilih. Deklarasikan janji ketika debat,” kata Emrus, saat dihubungi Selasa pagi.
Berdasarkan hasil survei Indo Barometer usai sesi kedua debat cagub-cawagub Sumut pada 12 Mei, pasangan Djarot-Sihar (Djoss) unggul di semua sisi dibanding pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas). Masyarakat responden menilai penampilan Djarot-Sihar lebih menarik (58,8 persen), lebih jelas berbicara dan mudah dipahami (76,5 persen), lebih memahami dan menguasai masalah Sumut (76,5 persen), program dan solusi yang ditawarkan lebih bagus (70,6), dinilai mampu menepati janji (64,7), dinilai mampu memimpin Sumut (70,6), dinilai lebih tegas (52,9), dan lebih baik secara umum (70,6).
Elektabilitas Djarot-Sihar juga naik menjadi 37 persen usai debat kedua, berdasarkan hasil survei Indo Barometer yang dilakukan pada 26 Mei 2018-2 Juni dengan 800 responden dan dirilis pada 12 Juni 2018. Padahal pada Maret, elektabilitas Djarot-Sihar hanya 26 persen, dan Edy-Ijeck 25,8 persen.
Baca Juga: Survei Indo Barometer: Djarot-Sihar Unggul di Pilkada Sumut
Meski unggul, kata Emrus, pasangan Djarot-Sihar tetap tidak boleh jemawa pada debat ketiga nanti. Hal paling tepat yang harus dilakukan pasangan cagub-cawagub yang diusung PDI Perjuangan bersama PPP itu adalah menjabarkan program menyejahterakan masyarakat dan pembangunan Sumut.
Menurut Emrus, program yang ditawarkan pada masyarakat juga harus terukur dan rasional disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan APBD, dan waktu evaluasi setiap tahunnya.
“Djoss tetap harus bekerja serius. Jadikan keunggulan sebagai motivasi untuk lebih mendekati rakyat dengan program yang terukur,” ungkap Emrus.
“Kalau itu dilakukan, arus dukungan kepada Djoss akan semakin deras. Sehingga peluang untuk menang di depan mata,” ucap Emrus lagi.
Dia menambahkan, duet Djarot-Sihar lebih komplet karena merepresentasikan keberagaman masyarakat Sumut. Emrus mengingatkan Djarot-Sihar harus mampu merasakan masalah yang dihadapi warga Sumut supaya bisa menyiapkan solusi tepat dan mendulang dukungan pada hari pemungutan suara 27 Juni pekan depan.
“Djoss punya modal politik dan budaya,” ujar Emrus.