Penyandang Disabilitas Curhat ke Menteri Investasi, Berjuang di Tengah Imbas Pandemi COVID-19
ERA.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia melangsungkan lawatan ke Kota Medan, Sumatera Utara, untuk Pemberian Nomor Induk Berusaha (NIB) Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UKM), Kamis (21/7/2022).
Acara berlangsung di Gedung Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang dihadiri sebanyak 550 pelaku UKM yang berasal dari Kota Medan, Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang.
Pada kesempatan tersebut, Bahlil mencoba menyerap aspirasi maupun keluhan para pelaku UKM. Bahlil kemudian mengajak beberapa perwakilan pelaku UKM untuk naik ke atas panggung dan melakukan tanya jawab kepada mereka.
Suasana kian menarik, setelah salah satu dari para pelaku UKM yang naik ke atas panggung merupakan penyandang disabilitas. Nita, namanya.
Nita kemudian bercerita nasib keberlangsungan usaha skala rumahan yang telah ia rintis sebelum Pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
Nita mengatakan saat itu usaha menjahitnya memiliki tiga orang pekerja, dan para pekerja itu juga merupakan penyandang disabilitas. Namun dia mengaku tak lagi bisa memperkerjakan ketiganya setelah omzetnya turut drastis imbas Pandemi COVID-19.
"Sekarang tinggal saya sendiri yang kerja pak menteri," ujarnya.
Tak hanya itu, bahkan dirinya kini dihimpit beban sewa kontrakan usahanya, yang setiap tahun terus mengalami peningkatan.
"Awal-awal pas ngontrak itu sekitar Rp8 juta setahun, sekarang sudah Rp13 juta pak menteri," sebutnya.
Nita sedikit terbata-bata saat menjawab pertanyaan Bahlil terkait harapannya. Tak muluk-muluk, dia cukup meminta pemerintah lebih memperhatikan para pelaku UKM khususnya penyandang disabilitas.
"Saya cuma bermohon, agar kami kaum disabilitas ini diperhatikan, diakui," pintanya.
Bahlil tampak berusaha menenangkan perempuan berpakaian serba putih itu usai melihat matanya mulai berkaca-kaca. Bahlil kemudian menawarkan solusi untuk membuat usahanya bisa bangkit kembali seperti sedia kala.
"Ibu mau usaha menjahit ibu dibuat bagus? Untuk supaya bagus, ibu butuh modal berapa?" tanya Bahlil.
"Rp20 juta," timpal Nita.
Nita pun tak kuasa menahan air mata setelah Bahlil memberi kepastian akan membantu beban yang ia tanggung. Bahlil juga menitip pesan agar kedepannya Nita bisa selalu semangat menjalankan usahanya.
"Ibu jangan nangis dong. Yang penting ibu selalu semangat menjalankan usaha ibu," pungkas Bahlil.
Sebagai informasi, pemberian NIB kepada para pelaku UKM tersebut merupakan bentuk upaya pemerintah untuk mempercepat legalitas dan mempermudah mengurus izin usaha.
Di Sumut sendiri tercatat kurang lebih sebanyak 50.000 pelaku UKM telah mendapatkan NIB. Torehan itu membuat Sumut menempati posisi ketiga penerima NIB terbanyak dari 20 titik.