ERA.id - Laboratorium independen, Valisure LCC, mengeluarkan sebuah laporan terbaru yang menyebutkan bahwa kadar karsinogen benzena terdeteksi sangat tinggi dalam berbagai produk jerawat. Pihaknya mengimbau Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), untuk menarik sekelompok produk perawatan jerawat yang berpotensi memiliki kandungan benzena. Dalam artikel ini akan dijelaskan apa itu benzena pada skincare.
Apa Itu Benzena pada Skincare?
Bahan kimia benzena ini disebutkan terkandung dalam sejumlah perawatan wajah untuk jerawat di AS. Itu termasuk Estee Lauder's Clinique, Target's Up & Up dan Clearasil milik Reckitt Benckiser.
Mengutip Mind Body Green, produk perawatan kulit tersebut mengandung benzoil peroksida (BP0). Bahan tersebut merupakan bahan yang umumnya dimanfaatkan untuk mengatasi jerawat yang dapat ditemukan dalam serum, krim, pembersih wajah dan tubuh untuk menangani masalah seperti jerawat di dada dan punggung.
Dalam laporan tersebut, Valisure juga mendapati kandungan benzena dalam 94 dari 99 produk yang mengandung benzoil peroksida. Mereka juga memasukkan beberapa produk ke dalam suhu inkubasi 50 derajat Celcius, dan mencatat peningkatan drastis kadar benzena yang hasilnya menyebutkan produk tersebut cukup tidak stabil.
Walapun demikian, tidak semua produk benzoil peroksida bersifat tidak stabil. Namun, temuan ini memperlihatkan bahwa beberapa produk bisa jadi tidak stabil saat terpapar suhu yang sangat tinggi dan dapat terurai menjadi benzena.
Benzena sendiri dapat menguap dengan mudah dan cepat ke udara. Dalam pengertian lainnya, zat ini dapat terhirup dan kemungkinan besar akan terhirup dalam kapasitas tertentu jika digunakan pada lingkungan bersuhu tinggi. Hal inilah yang mendorong Valisure mengimbau keras agar beberapa produk tersebut ditarik kembali.
Mirip Asbes dan Timbal yang Dapat Sebabkan Kanker
Mengutip Healthline, benzena termasuk karsinogen golongan satu, serupa dengan asbes dan timbal. Dengan kata lain, ada cukup bukti yang menyimpulkan bahwa bahan kimia tersebut berisiko menyebabkan kanker.
Dari temuannya tersebut, Valisure mengajukan petisi yang meminta FDA untuk menyelidiki produk tersebut lebih lanjut dan mempertimbangkan agar menariknya dari pasar.
Lantas seberapa besar risiko penggunaan produk perawatan kulit yang mengandung benzena ini?
Secara konsisten, paparan benzena tingkat rendah dikaitkan langsung dengan kanker pada manusia. Beberapa penelitian menyimpulkan tidak ada jumlah benzena yang dianggap aman dan jumlah berapa pun berisiko mengundang penyakit kanker.
Menurut American Cancer Society, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) sudah mendapatkan bukti bahwa paparan benzena dapat mengakibatkan leukemia myeloid akut dan kemudian dikaitkan dengan leukemia limfositik akut, leukemia limfositik kronis, multiple myeloma, dan limfoma non-Hodgkin.
Sementara itu, saat ini FDA melarang bahan benzena untuk digunakan dalam produk obat kecuali jika penyertaannya tidak dapat dihindari, itupun konsentrasinya tidak boleh melebihi 2 ppm.
Saat ini hanya ada sedikit bukti terkait apakah dan bagaimana, khususnya, produk perawatan kulit yang terkontaminasi benzena dapat menyebabkan kanker.
Meski demikian, penelitian terbaru dari Inggris menyimpulkan bahwa rendahnya tingkat paparan benzena di lingkungan sekitar menambah risiko kematian, penyakit jantung, dan berbagai jenis kanker.
Risiko ini berhubungan dengan penggunaan jangka panjang dan efek kesehatan jangka pendek yang jarang dilaporkan.
Demikianlah ulasan tentang apa itu benzena pada skincare. Sebaiknya konsultasilah terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit sebelum menggunakan skincare. Hal ini bertujuan agar kita tetap aman dari risiko yang dipaparkan di atas.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…