Profil 'Raja Dangdut' Rhoma Irama: Dari Pemusik hingga Terjun Politik

| 07 Jan 2021 12:35
Profil 'Raja Dangdut' Rhoma Irama: Dari Pemusik hingga Terjun Politik
Rhoma Irama (Twitter @rhoma_official)

ERA.id - Rhoma irama adalah seorang komponis dan penyanyi yang mempunyai aliran musik dangdut. Pria yang punya nama lengkap Raden Haji Oma Irama ini ternyata mengawali kariernya sebagai bintang film anak, Djendral Kantjil, sekitar tahun 1958.

Di balik lagu-lagu dangdut Rhoma Irama yang melegenda seperti "Ani", "Berkelana", "Emansipasi Wanita", "Gelandangan", "Gibah", "Syahdu", "Tabir Kepalsuan", serta aksi featuringnya bersama penyanyi papan atas Elvy Sukaesih, Rita Sugiarto, hingga Riza Umami, karier bermusik sang Raja Dangdut ternyata sudah dimulai sejak ia berusia 11 tahun.

Kala itu, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. 

Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya. Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10 persen penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. 

Rhoma Irama dan Achmad Albar pada 31 Desember 1978. (Foto: Pinterst) 

"Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."

Aksi panggung Rhoma Irama tak hanya dikenal di Indonesia, melainkan juga di sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. 

Tak hanya bermusik, Rhoma Irama juga piawai dalam berakting. Sejumlah film yang dibintangi Rhoma Irama selalu mendulang sukses di pasaran. Seperti film Berkelana, Satria Bergitar, Perjuangan dan Doa, dan lain sebagainya.

Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. 

Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan kurang lebih 1.000 buah lagu dan bermain di lebih 20 film.

Rhoma Irama beradu akting dengan Yati Octavia. (Foto: Istimewa)

Tak hanya sekadar bermusik dan bermain film, Rhoma Irama juga melebarkan sayapnya di dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar.

Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Pada Juli 2012, dalam sebuah ceramah di sebuah masjid di Jakarta, Rhoma Irama dikecam atas ceramah yang mengandung isu SARA, berkaitan dengan Pemilukada DKI Jakarta putaran ke-2 yang sedang hangat dibicarakan pada waktu itu. Panitia Pengawas Pemilu memeriksa Rhoma atas pernyataan kontroversial yang menuai kecaman di media massa dan internet, namun kemudian dinyatakan tidak bersalah.

Kemudian pada akhir tahun 2012, publik dikejutkan dengan pernyataan bahwa Rhoma Irama siap maju sebagai calon presiden 2014. Ia mengaku dalam sebuah wawancara dengan Najwa Shihab, bahwa ia maju atas dorongan berbagai ulama, dan juga "anak bangsa, khususnya Umat Islam". 

Rhoma Irama bersama Soneta Grup. (Twitter @RhomaIrama)

Walaupun beberapa parpol sempat melirik Rhoma Irama sebagai calon presiden, berbagai kecaman terus bermunculan di media internet akibat pandangan politik yang menyinggung SARA.

Terbaru, Tim kuasa hukum Habib Rizieq Shihab (HRS) akan menghadirkan Rhoma Irama sebagai salah satu saksi fakta dan ahli dalam sidang lanjutan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hari ini, Kamis (7/1/2021). 

Kuasa hukum Rizieq Shihab mengatakan kehadiran Rhoma Irama diharapkan bisa menjelaskan soal acara Maulid Nabi. Sebab, menurutnya, baru kali ini acara Maulid Nabi dinilai sebagai tindak pidana.

Rekomendasi