ERA.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sidang tahunan MPR RI (16/8/2023) dengan mengenakan pakaian adat Tanimbar dari Maluku. Dia datang bersama Iriana dan Wapres Ma’ruf Amin.
Presiden kerap mengenakan pakaian adat dalam rapat atau pertemuan di mana dirinya menyampaikan pidato kenegaraan. Tahun ini dia memilih pakaian adat dari Maluku. Hal tersebut membuat masyarakat penasaran dengan makna pakaian adat Tanimbar Maluku.
Memahami Makna Pakaian Adat Tanimbar Maluku
Berdasarkan siaran langsung YouTube DPR RI, Presiden Jokowi mengenakan kemeja putih dibalut kain tenun di beberapa bagian, seperti yang menutupi bagian dada sampai perut dan yang melingkari perut.
Jokowi juga mengenakan penutup kepala dari kain yang khas bernama tutuban ulu. Terdapat bulu cenderawasih yang dipasang pada bagian depan samping.
Pada bagian dada, Jokowi tampak mengenakan kalung berbandul lempengean berwarna emas. Digunakan pula kalung dengan hiasan berwarna putih seperti kulit kerang.
Pakaian yang digunakan oleh Jokowi dalam sidang tahunan MPR RI memiliki makna tersendiri. Dikutip Era.id dari senibudayaku, pakaian adat Tanimbar untuk pria terdiri atas celana panjang dan kemeja berlengan panjang.
Ada beberapa ornamen yang menjadi kelengkapan baju adat tersebut, yaitu umpan (selembar kain tenun diikatkan di pinggang), sinune (selempang atau selendang yang disampirkan pada bahu sebelah kiri), tutuban ulu (kain penutup kepala, berhiaskan somalea), dan beberapa kalung atau ngore. Untuk diketahui, somalea adalah hiasan dari burung cendrawasih yang digunakan pada bagian kepala.
Kalung bisa terdiri dari beberapa jenis, seperti noras aboyenan (kalung yang terdiri atas lima lapis yang diletakkan di bagian depan), lean (untaian yang diletakkan tergantung di belakang leher), belusu, dan lekbutir (anting-anting).
Pada masa lalu, tutuban ulu menjadi lambang keberanian, kebesaran, dan keperkasaan pemimpin, pahlawan, prajurit, atau ketua adat.
Pemakaian kelengkapan pakaian tergantung kemampuan masing-masing orang. Namun, ada kelengkapan khusus yang biasanya tetap dikenakan oleh wanita dalam upacara adat, yakni sinune dan somalea. Baju adat Tanimbar biasa dipakai dalam upacara keagamaan atau upacara adat.
Tanimbar memiliki produk tradisional berupa kain tenun yang motifnya bervariasi, seperti motif hewan, tumbuhan, dan manusia. Kain khas ini cantik dan menjadi pencerminan dari nilai-nilai khas masyarakat.
Pengrajin kain tenun di Kabupaten Tanimbar melakukan inovasi dengan menghadirkan berbagai corak dan motif unik pada kain yang dibuat. Setidaknya, saat ini sudah ada tenun ikat Tanimbar dengan sekitar 47 variasi motif. Berikut ini adalah beberapa motifnya.
· Bunga anggrek. Ini merupakan motif utama kain tenun ikat Tanimbar yang menggambarkan kecantikan, keagungan, dan keuletan.
· Motif sair, berbentuk seperti bendera sebagai simbol kemenangan. Ini mencerminkan semangat masyarakat di Tanimbar dalam menjalani hidup, melestarikan identitas, dan melindungi serta membela wanita.
Motif tunis, berbentuk seperti anak panah tunggal dan kembar. Motif ini menjadi pengingat masyarakat Tanimbar agar waspada dan tanggap terhadap ancaman. Selani itu, motif ini juga menjadi simbol kekuatan dan kesiapan mental wanita Tanimbar dalam menghadapi tantangan hidup.