Tradisi Menjelang Ramadhan di Wilayah Nusantara, Budaya Turun Temurun

| 07 Mar 2024 22:01
Tradisi Menjelang Ramadhan di Wilayah Nusantara, Budaya Turun Temurun
Ilustrasi tradisi menjelang Ramadhan, Nyadran (menpan.go.id)

ERA.id - Sebentar lagi, umat Islam di seluruh dunia akan memasuki bulan Ramadan yang penuh berkah dan ditunggu-tunggu. Adapun di Indonesia sendiri, ada beberapa tradisi menjelang Ramadan yang sangat populer dan sudah lama menjadi tradisi rutinan yang dijalankan oleh masyarakat.

Tradisi Menjelang Ramadhan

Lantas apa saja tradisi menjelang Ramadan yang bisa disaksikan di Indonesia? Simak di bawah ini.

  • Meugang, Aceh

Aceh populer sebagai daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh sebab itu, sudah pasti Aceh mempunyai berbagai tradisi dalam menyambut bulan suci Ramadan.

Salah satu tradisi yang paling terkenal yaitu tradisi meugang. Mengutip laman Pemkot Banda Aceh, tradisi ini dikatakan sudah muncul bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Aceh, yaitu sekitar abad ke-14.

Tradisi ini dijalani dengan hidangan daging sapi atau kerbau. Menjelang meugang, pada umumnya masyarakat Aceh berbondong-bondong menuju pasar untuk mencari daging sapi.

Meugang dilakukan tiga kali dalam setahun, yaitu dua hari sebelum bulan Ramadan, dua hari jelang Idulfitri, dan dua hari jelang Iduladha.

Penjual daging di Aceh saat perayaan meugang (bandaacehkota.go.id)
  • Malamang, Sumatera

Tradisi menjelang Ramadan di Indonesia berikutnya yaitu malamang yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat Sumatera Barat.

Malamang sendiri memiliki arti memasang lemang, yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu. Selain untuk menyambut bulan Ramadan, lemang juga simbol yang digunakan saat diselenggarakannya Maulid Nabi.

Berbagai sumber mencatat bahwa tradisi ini dibawa oleh Syekh Burhanuddin, seorang ulama yang menyebarkan ajaran Islam di Minangkabau.

  • Nyorog, Betawi

Nyorog adalah tradisi menjelang bulan suci yang paling melekat dengan masyarakat Betawi di Jakarta. Melansir beberapa sumber, tradisi ini dijalani dengan berbagi bingkisan makanan ke sanak saudara dan keluarga yang tinggal berjauhan.

Bingkisan makanan yang diberikan umumnya berupa kue atau berbagai bahan makanan mentah, misalnya gula, ikan bandeng, susu kopi, beras, dan daging kerbau.

Tradisi ini dijalani sebagai bentuk penghormatan dari orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua. Tradisi ini biasanya dijalani oleh pasangan yang baru menikah kepada orang tua masing-masing.

Berbagai sumber literasi mencatat, nyorog berasal dari tradisi sedekah bumi dan baritan. Kedua tradisi ini merupakan upacara adat yang menjadi refleksi dalam hal interaksi manusia, lingkungan, dan keimanan terhadap sang pencipta.

  • Padusan, Jawa

Tradisi menjelang Ramadan yang populer di Indonesia berikutnya yaitu Padusan. Tradisi ini berasal dari bahasa Jawa 'adus' yang berarti mandi.

Padusan mengandung makna untuk menyucikan diri dalam menyambut kedatangan bulan mulia.

Melansir laman resmi Republik Indonesia, tradisi ini dijalani secara turun temurun dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air. Ritual ini mengandung nilai filosofi agar dapat menjalani ibadah puasa Ramadan dalam kondisi suci.

Selain itu, padusan juga menjadi bentuk introspeksi diri dari berbagai kesalahan yang sudah dilakukan di masa lalu. Oleh karena itu, pada dasarnya padusan disarankan dijalankan di tempat yang sepi.

Adapun beberapa sumber mata air alami yang kerap menjadi lokasi ritual padusan yaitu di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

  • Munggahan, Jawa Barat

Munggahan adalah tradisi menyambut bulan Ramadan untuk masyarakat Sunda. Munggahan biasanya dijalani 1-2 hari jelang Ramadan.

Tradisi ini umumnya dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, dan kemudian saling bermaafan.

Munggahan berasal dari kata 'unggah' yang bermakna 'naik'. Munggahan dimaksudkan sebagai naik ke bulan yang suci, atau yang lebih tinggi derajatnya daripada bulan-bulan yang lain.

Tradisi ini dijalani sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT serta membersihkan diri dari hal-hal buruk yang pernah dilakukan selama setahun sebelumnya.

  • Nyadran, Jawa

Nyadran menjadi ritual masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah, saat menjelang Ramadan. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, 'sraddha' yang berarti keyakinan.

Nyadran dijalani dengan membersihkan makam leluhur, tabur bunga, dan kenduri. Namun, berbeda dari tradisi lainnya yang dilakukan beberapa hari jelang Ramadan, Nyadran dijalankan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat bulan Syaban datang.

Setelah berziarah dan mengirimkan doa, masyarakat akan mengadakan kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan di atas pelepah daun pisang.

  • Suru Maca, Sulawesi Selatan

Suru maca adalah tradisi yang dijalani umat Muslim di Sulawesi Selatan, khususnya oleh suku Bugis-Makassar, saat menjelang datangnya bulan Ramadan.

Mengutip laman Kemenag, suru maca sendiri bermakna membaca doa bersama untuk para leluhur yang telah mendahului anak cucunya. Dalam tradisi tersebut, berbagai masakan khas Bugis juga disediakan untuk disantap bersama.

Demikianlah ulasan tentang tradisi menjelang Ramadhan yang ada di seluruh Nusantara. Semoga informasi ini bermanfaat!

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi