ERA.id - Menyajikan hidangan dengan konsep rijsttafel saat berbuka, ternyata sudah menjadi tradisi orang Indonesia lho. Terbukti dari ritual jelang berbuka, orang Indonesia di berbagai daerah berlomba-lomba mengolah dan membeli bermacam-macam hidangan saat berbuka puasa tiba.
Menikmati hidangan berbuka puasa yang disajikan di meja, kata Shandi Darmawan F&B Manager Savoy Homann, sudah menjadi kebiasaan turun-temurun di Indonesia, apalagi wilayah yang banyak mendapatkan pengaruh dari zaman pemerintahan Belanda, seperti Bandung.
"Orang Belanda yang menyesuaikan diri dengan pribumi pada saat itu, menyukai hidagan khas nusantara, apalagi bermacam makanan khas Bumi Priangan, seperti lalapan, aneka sambal yang diulek di cobek bahkan ikan asin, kemudian makanan khas dari daerah lain seperti sate madura, coto makassar dan pecel, tak lupa nasi yang merupakan makanan khas Indonesia yang tidak bisa dihilangkan," ungkapnya saat lauhing 101 Impian Ramadhan, Authentic Indonesian iftar buffet di Garde Restaurant, Hotel Savoy Homann Bandung, sabtu (17/4/2021).
Konsep Rijsttafel untuk berbuka memiliki kesamaan, dimana terdapat tata cara perjamuan ala Eropa. Mulai dari makanan pembuka (appetizer), lalu makanan utama, dan diakhiri dengan makanan penutup.
"Saat berbuka kan kita orang Indonesia akan mengawali dengan menyantap tajil atau minimal dengan kurma, nah setelah itu mulai menyantap berbagai santapan yang sudah disediakan di meja, itulah poin dari konsep Rijsttafel," jelas Shandi.
Walaupun konsep berbuka ala Rijsttafel, tentu banyak hal yang harus dihapus, misalnya usai menyantap makanan utama, biasanya orang Eropa yang memperkenalkan konsep ini, menutupnya dengan minuman beralkohol.
"Kalau di kita santapan penutup, tentunya dengan dessert, lalu berbagai hidangan penutup yang bisa menyegarkan mulut, seperti sirop dan es campur," katanya.