ERA.id - Dalam beberapa tradisi pernikahan di Indonesia ada sebuah adat yang disebut "uang pelangkah". Lantas apa itu uang pelangkah dalam pernikahan?
Menariknya, pemberian uang pelangkah tidak hanya berlandaskan adat istiadat, tetapi juga mengandung makna simbolis. Selain itu, uang pelangkah diyakini dapat melancarkan pernikahan dan meminimalisir kesialan.
Tradisi Uang Pelangkah dalam Pernikahan
Berdasarkan penelitian yang berjudul “Uang Pelangkah pada Pernikahan dalam Pandangan Hukum Islam dan Hukum Adat di Karawang” tradisi uang pelangkah sering disalah artikan sebagai beban finansial.
Padahal, uang Pelangkah merupakan simbol penghormatan, tanggung jawab, dan doa dari sang adik kepada kakaknya yang belum menikah sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
Apa Saja Makna di Balik Uang Pelangkah?
- Penghormatan kepada Kakak
Pemberian uang pelangkah melambangkan rasa hormat dan penghargaan sang adik atas peran kakak sebagai orang tua kedua. Kemudian, kakak yang belum menikah dianggap sebagai pelindung dan pembimbing bagi adiknya.
- Tanggung Jawab Adik
Tradisi pemberian uang pelangkah menunjukkan tanggung jawab sang adik dalam menjaga dan menghormati kakaknya, meskipun ia telah memilih untuk menikah terlebih dahulu.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Tahapan Pernikahan Adat Aceh
Selain itu, uang pelangkah menjadi tanda bahwa sang adik tidak melupakan peran dan tanggung jawabnya terhadap kakaknya.
- Doa dan Restu
Uang Pelangkah juga menjadi perwujudan doa dan restu dari sang kakak untuk kelancaran pernikahan adiknya. Diyakini bahwa dengan memberikan restu, kakak akan melepaskan "jalan" bagi adiknya untuk menikah dan membangun rumah tangga.
Penerapan Tradisi Uang Pelangkah di Nusantara
-
Adat Sunda
Dalam tradisi Sunda, uang pelangkah disebut dengan "ngarunghal". Sang adik akan memberikan hadiah kepada kakaknya sebagai wujud hormat dan permohonan restu.
Besaran dari uang pelangkah dalam tradisi Sunda pun bervariasi, dan biasanya ditentukan melalui musyawarah keluarga.
-
Adat Betawi
Di Betawi, uang pelangkah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu "uang pelangkah kampung" dan "uang pelangkah pernikahan".
Uang pelangkah kampung diberikan kepada tokoh masyarakat sebagai bentuk izin, sedangkan uang pelangkah pernikahan diberikan kepada kakak sebagai tanda penghormatan.
-
Adat Jawa
Dalam adat Jawa, uang pelangkah umumnya berupa "sangu" atau uang tunai. Selain itu, sang adik juga dapat memberikan "seserahan" berupa barang-barang yang dibutuhkan oleh kakaknya.
Penting untuk diingat bahwa nilai uang pelangkah tidak terletak pada nominalnya, melainkan pada keikhlasan pemberi dan makna di balik tradisi ini.
Tradisi pemberian uang pelangkah ini tidak berhenti pada makna siapa yang kaya atau miskin, melainkan tentang kekuatan hubungan persaudaraan dan rasa saling menghormati.
Dengan demikian, uang Pelangkah merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. diharapkan, tradisi ini dapat dipraktikkan dengan penuh makna dan mempererat hubungan antar saudara.
Uang Pelangkah dalam Islam
Dalam hukum Islam sendiri, tidak ada aturan yang mewajibkan pemberian uang pelangkah.
Al-Qur'an dan Hadist tidak membahas secara spesifik tentang tradisi ini. Pemberian uang pelangkah dikategorikan sebagai mubah, artinya diperbolehkan, namun tidak wajib.
Tradisi pemberian uang pelangkah ini telah dianggap sebagai hukum adat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Tokoh adat dan ulama setempat menjelaskan bahwa uang pelangkah boleh diberlakukan berdasarkan kaidah Al-A’dah Adawah, namun tidak menjadi keharusan.
Kesimpulannya, pembayaran uang pelangkah tidak diwajibkan dalam hukum Islam maupun adat masyarakat umum. Tradisi ini merupakan kebiasaan yang boleh dilakukan namun tidak memiliki konsekuensi hukum terhadap keabsahan pernikahan.
Selain uang pelangkah dalam pernikahan, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…