Tim Editor
ERA.id - Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo prihatin atas meninggalnya salah satu suporter PSS Sleman, Tri Fajar Firmansyah. Ia meminta kematian juru parkir itu diusut tuntas.
Hal itu disampaikan Kustini saat mengunjungi rumah duka korbann Rabu (3/8) yang dianiaya saat rusuh suporter di Babarsari, Depok, Sleman Senin (25/7) lalu.
"Kita sangat prihatin dengan adanya kejadian yang menimbulkan korban seperti ini. Sepakbola itu ada salah satunya untuk membangun persatuan, bukan saling menghancurkan," ucap Kustini.
Kustini menegaskan bahwa seluruh suporter adalah saudara, terlepas adanya perbedaan klub yang didukung. Pihaknya berharap tidak ada kejadian serupa di masa mendatang.
Kustini meminta seluruh pihak untuk saling bersikap dewasa dan tidak mudah terprovokasi.
"Jangan ada korban lagi. Saya minta ini yang terakhir, jangan ada lagi. Kita semua adalah saudara yang seharusnya saling mendukung dan menyayangi, bukan memusuhi," ujar Kustini.
Kustini menyerahkan proses hukum kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas perkara itu. Ia berharap untuk seluruh suporter agar sabar menunggu hasil penyelidikan dan tidak melakukan tindakan anarkis.
"Saya harap semua bersabar, jangan ada tindakan sweeping atau lain sebagainya yang main hakim sendiri. Serahkan pada kepolisian. Saya percaya polisi akan transparan menyelesaikan kasus ini sampai tuntas," harap Kustini.
Tri Fajar diduga mengalami tindak kekerasan salah sasaran oleh massa dan suporter bola Jogja. Saat itu, suporter bola asal Solo berkonvoi menuju Magelang untuk nonton pertandingan.
Di sejumlah lokasi, suporter Solo memprovokasi yang memicu aksi kekerasan massa dan suporter bola di Jogja. Nahasnya, Tri yang warga Sleman dan suporter PSS Sleman, turut jadi korban.
