Usai Suporter PSS Sleman Tewas, Sultan Siap Gelar Dialog Antar Suporter Bola

| 04 Aug 2022 19:32
Usai Suporter PSS Sleman Tewas, Sultan Siap Gelar Dialog Antar Suporter Bola
Suasana pemakaman warga Sleman Tri Fajar Firmansyah, Rabu (3/8). (Dok. Pemkab Sleman)

ERA.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X siap memfasilitasi dialog antar suporter sepak bola. Hal ini sebagai buntut atas kerusuhan yang mencuat di antara pendukung sepak bola tersebut hingga menewaskan warga Sleman Tri Fajar Firmansyah.

“Saya turut prihatin dan berbelasungkawa. Saya hanya punya harapan apakah itu berkaitan dengan suporter atau tidak, karena momentumnya beda. Ini tidak di pertandingan, hanya lewat yang kena individu yang kebetulan PSS Sleman,” tutur Sultan, Kamis (4/8).

Tri Fajar merupakan suporter PSS Sleman yang meninggal, Selasa (2/8), setelah koma beberapa hari usai dikeroyok massa, Senin (25/7) lalu. Massa itu diduga warga dan suporter bola Jogja yang salah sasaran karena saat itu melintas supporter Persis Solo yang hendak ke Magelang.

Sultan pun meminta tiap kelompok suporter menjaga kerukunan. Untuk itu, ia pun siap menggelar dialog antara suporter bola di Sleman dan Kota Jogja

“Saya harap suasana rukun guyub antar supor dilanjutkan. Kalau saya minta kepada Kota dan Sleman, saya mau memfasilitasi dialog suporter. Hanya pendekatannya gimana. Yang penting kompak untuk jadi  bagian DIY,” kata dia.

Ia berharap pertandingan olahraga, terutama sepakbola, dapat menjadi ajang solidaritas dan meraih prestasi. Para pendukungnya pun semestinya dapat mendukung hal itu dan mematuhi aturan hukum.

“Olahraga mestinya membangun solidaritas kita bersama untuk meraih prestasi. Bukan malah jadi tindakan yang tidak manusiawi dan melanggar hukum,” kata dia.

Sultan pun meminta setiap pihak bersedia mengikuti dialog yang akan digelar Pemda DIY. “Saya coba fasilitasi, tapi saya minta mereka juga punya kesadaran untuk berdialog. Fasilitasi dari provinsi tidak masalah karena ini masyarakat kita bersama,” paparnya.

Sekali lagi, ia meminta untuk tak mengulangi tindak kekerasan di olahraga. “Jangan selalu terjadi tindakan yang akhirnya punya konsekuensi berat. Sorak-sorak saja, biasa. Jangan kekerasan," ucapnya.

Rekomendasi