ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan perkembangan bisnis tembakau dan rokok selalu bertemu masalah yang sama dari tahun ke tahun. Untuk itu, seluruh pihak, baik pembuat kebijakan, petani, dan industri harus duduk bersama.
Ia menjelaskan problem yang selalu ditemui petani setiap tahun adalah ketika panen penjualan. Sementara industri ketika berjualan produk membutuhkan regulasi.
"Ada PP yang mengatur tentang tembakau. Selalu biasanya ramai kebijakan cukai. Ini yang hari ini menurut saya antara pembuat kebijakan, di hulunya ada petani, di tengahnya ada industri, ini musti duduk bareng karena ini menarik," kata Ganjar usai mengunjungi gudang tembakau pabrik rokok Gudang Garam dan Djarum di Temanggung, dikutip Rabu (10/8/2022).
Persoalan itu selalu menjadi pembahasan hangat. Padahal bisnis tembakau dan rokok sudah ada sejak ratusan tahun bahkan sebelum Republik Indonesia berdiri. Negara juga selama ini mendapatkan penghasilan dari bisnis tersebut.
"Sisi lain ada yang tidak setuju, maka orang bicara kesehatan. Sisi lain makin banyak perusahaan kita diambil orang. Ini kan fenomena, maka kita barusan ngobrol ternyata ada impor kretek, ah yang benar ini? Saya kira kebangetan sekali kalau negara ini impor rokok kretek. Kayak tidak bisa buat sendiri," katanya.
Melalui obrolan dengan petani dan industri rokok, Ganjar mengaku selalu mendapatkan perkembangan terkini terkait hubungan petani dan pabrik selaku pembeli hasil panen. Ia ingin relasi yang susah terjalin baik di Jawa Tengah bisa terus berjalan beriringan.
"Kalau kemudian politik rokok sedang berubah ya mari kita ikut. kita imbangi perubahan itu, jangan mudah menyerah. Jangan kemudian semua bicara, ini bisnis yang mungkin tidak bagus dari sektor lain, tapi yang lain mendesakkan kekuatan masuk kepada kita semua. Kita mesti waspada soal itu," jelas Ganjar.
Ganjar juga mendorong adanya pusat tembakau atau tobacco center sebab ada kekuatan yang ingin menghilangkan hulu industri tembakau. Misalnya petani tembakau yang ingin dihilangkan dengan diganti komoditas lain seperti kopi. Tobacco center juga bisa menjadi pusat riset tentang tembakau secara mendetail. Mulai dari pengembangan benih, jenis tembakau, penanaman, hingga produktivitasnya.
"Kalau perlu tempat lelang tembakau dunia itu dikuasai kita. Itu baru kita hebat. Tidak harus kita pakai sendiri tetapi pangsa dunia yang bagus bisa kita gunakan. Kita punya kekuatan itu. Ada gunung dan biasanya gunung-gunung itu menyediakan ruang yang bagus untuk jenis tanaman ini," ungkap Ganjar.
Bagi Ganjar, kondisi geografi Indonesia memilik banyak tempat yang menyediakan lahan bagus untuk tanaman tembakau. Misalnya di Jawa Tengah ada Temanggung juga wilayah lain seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Utara, Bali, sampai Nusa Tenggara Barat.
"Tempat-tempat bagus ini menurut saya bagian yang musti kita atur, kita didik, kita edukasi, dan kita siapkan. Tobacco center menjadi tempat yang penting sehingga mungkin kita tidak menggunakan semua tetapi ketika negara lain menggunakan kenapa tidak kita yang suplai, bukan kita yang impor. Dibalik politiknya," tegas Ganjar.