Harga Stand di Pesta Rakyat di Alun-alun Solo Capai Rp12 Juta, Gibran: Harusnya Gak Segitu, Itu Kemahalan

| 30 Aug 2022 06:12
Harga Stand di Pesta Rakyat di Alun-alun Solo Capai Rp12 Juta, Gibran: Harusnya Gak Segitu, Itu Kemahalan
Suasana Alun-Alun Utara yang akan digunakan untuk lokasi pesta rakyat Sekaten oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo (Amalia Putri/Era.id)

ERA.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka angkat bicara terkait mahalnya harga stand dalam Sekaten. Sebab pedagang mengaku harga termahal stand untuk sekaten mencapai Rp12 juta.

Sebagai informasi sekaten adalah pesta rakyat yang diadakan oleh Keraton Kasunanan Surakarta untuk masyarakat umum.

Pesta rakyat sekaten digelar pada 2019 lalu sebelum pandemi Covid-19. Awalnya sekaten diselenggarakan di Alun-Alun Utara (Alut) dan Alun-Alun Kidul (Alkid).

Namun karena sejak kebakaran Pasar Klewer pada 2015 lalu, Alut digunakan sebagai pasar darurat, maka Pesta Rakyat Sekaten hanya digelar di Alkid.

Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka Senin (29/8/2022).

Gibran menilai stand seharga Rp12 juta ini terlalu mahal. ”Haruse nggak segitu, ya nanti kita koordinasi dengan pihak keraton,” kata Gibran.

Menurutnya harus diperjelas dulu peruntukannya harga Rp12 juta tersebut. Apakah untuk stand kecil atau stand dengan kapasitas besar.

”Tapi kalau Rp12 juta untuk stand itu kemahalan untuk event sekaten,” katanya.

Hingga saat ini dirinya belum berbicara dengan pihak keraton Kasunanan Surakarta. ”Belum, ya nanti tunggu dulu,” katanya.

Sebagai informasi, salah seorang pedagang bernama Iswadi (47) mengaku dimintai Rp3,5 juta untuk sewa stand. Padahal sebelum pandemi Covid-19 lalu, dirinya hanya dikenai harga Rp600 ribu saja.

”Iya, kalau dulu dikelola keraton sendiri, kalau sekarang kan dipihak ketigakan,” katanya.

Iswadi berharap agar kedepannya pesta rakyat sekaten bisa digelar oleh pihak keraton sendiri tanpa melibatkan pihak ketiga. ”Biar nggak dikenai harga mahal,” katanya.

Sementara saat dimintai keterangan terkait hal ini, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KP Dani Nur Adiningrat mengaku bahwa sekaten terbagi dalam dua hal, yakni upacara adat dan pasar malem. Ia tidak banyak tahu terkait pelaksanaan pesta rakyat sekaten.

”Untuk pasar malemnya kami pihak ketigakan. Kalau upacara adat kami tidak tahu menahu,” katanya.

Rekomendasi