Ratusan Anak di Pangkalan Susu Menderita Penyakit Kulit dan Terancam ISPA, Ada Apa?

| 10 Oct 2022 16:00
Ratusan Anak di Pangkalan Susu Menderita Penyakit Kulit dan Terancam ISPA, Ada Apa?
Anak menderita penyakit kulit ditangannya (Ilham/Era.id)

ERA.id - Ratusan anak di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) menderita penyakit kulit sejak beberapa bulan terakhir.

Akibatnya, ratusan anak itu terpaksa tidak bisa bersekolah setelah penyakit kulit yang mereka derita semakin memburuk. Selain itu mereka juga tengah dalam ancaman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

"Di desa ini banyak anak-anak yang terserang penyakit kulit dan ISPA. Bahkan beberapa dari mereka tak bisa sekolah karena kulitnya luka dan terkadang mengeluarkan nanah," ungkap Ketua Fossil Free, Rimba Zait Shalsyabill Nasution, kepada ERA, Senin (10/10/2022).

Rimba menyebut bahwa Fossil Free yang merupakan komunitas bergerak di bidang lingkungan mencatat kurang lebih 120 anak menderita penyakit kulit.

Anak-anak itu bermukim di lima desa yakni Desa Pintu Air, Lubuk Kertang, Siur, Pulau Sembilan dan Desa Beras Basah yang berada di Kecamatan Pangakalan Susu.

"Karena dirasa negara tidak hadir di sini, maka kami mencoba untuk melindungi hak anak di Pangkalan Susu. Di mana lingkungan di Pangkalan Susu telah tercemar karena adanya industri ekstraktif," terangnya.

Rimba membeberkan berdasarkan hasil penelusuran, pihaknya menduga aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di Desa Tanjung Pasir, telah mencemari lingkungan di Kecamatan Pangkalan Susu.

"Perlu diketahui,  PLTU Pangkalan Susu yang memiliki luas  105 hektare dan setiap hari nya membakar batu bara sebanyak 11.000 ton per hari untuk cerobong 3 dan 4. Dari hasil pembakaran tersebut menghasilkan Fly Ash lebih dari 6000 ton per hari," bebernya.

Sejauh ini, tambah Rimba, pihaknya bersama Yayasan Srikandi Lestari dan Ruang Baca Sarang Buku melakukan advokasi dan pendampingan kepada masyarakat.

"Kita juga menggelar kegiatan mewarnai dan melukis kepada anak-anak yang menderita penyakit kulit, yang menyebabkan mereka tidak bisa bersekolah. Kita juga akan terus melakukan pendampingan kepada masyarakat," pungkasnya.

Rekomendasi