ERA.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyayangkan nama Solo Safari sudah bocor. Nama ini disiapkan untuk menggantikan nama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang sudah melekat.
"Kok udah bocor, jangan dibocorkan dulu," kata Gibran saat ditemui pada Jumat (18/11/2022).
Ia merasa jika nama tersebut sudah tersebar untuk umum, maka kejutan atas nama Solo Safari akan hilang.
"Wah ya sudah, surprise-nya hilang. Sudah fix, Solo Safari namanya," katanya.
Menurutnya nama tersebut paling pas untuk kebun binatang kebanggaan warga Solo ini. Sebab nama ini simpel dan gampang diingat.
"Iya, udah, Solo Safari," katanya.
Terkait nama Jurug yang sudah melekat dengan kebun binatang tersebut, Gibran tak mempersoalkan. Sebab nama Solo Safari dipilih dengan alasan marketing dan branding untuk kota Solo.
"Nggak, ini lebih ke branding kota Solo, alasan marketing. Solo Safari. SS, Spesial Sambal. Nggak, Solo Safari lah," katanya.
Terkait pengelolaan Solo Safari, akan dibagi antara Pemkot Solo dan Taman Safari. Pembukaan Solo Safari dilaksanakan sebelum Natal dan Tahun Baru (Nataru). Untuk kebutuhan pembukaan dan operasional Solo Safari ini, karyawan lama akan dipertahankan. Sementara itu juga akan ada karyawan baru yang direkrut.
"Tetap dipertahankan, di-upgrade juga. Tenang aja," katanya.
Terkait TSTJ dengan konsep baru ini, Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mendukung penuh. Menurutnya hal tersebut sepenuhnya menjadi kebijakan Wali Kota.
"Mas Wali memberikan nama itu ya kita mendukunglah. Itu sebuah branding," katanya.
Namun ia menyarankan ada nama ‘Jurug’ yang disematkan dalam TSTJ yang baru. Sebab nama ini berkaitan dengan sejarah, di lokasi tersebut ada Monumen Gesang dan Taman Jurug. Bahkan ada lagu Taman Jurug yang dibuat khusus untuk tempat ini.
"Saya hanya usul lhoo. Kalau Mas Wali mau, Solo Safari Jurug Surakarta," katanya.
Sebagai informasi TSTJ memang punya sejarah yang sangat lekat dengan kota Solo. Pada awalnya TSTJ merupakan pindahan Kebun Binatang Sriwedari yang lebih dikenal dengan sebutan "Kebon Rojo" yang didirikan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono X pada tanggal 17 Juli 1901.