Kolam Retensi di Sulsel Bakal Ditambah untuk Antisipasi Banjir

| 22 Nov 2022 10:37
Kolam Retensi di Sulsel Bakal Ditambah untuk Antisipasi Banjir
Ilustrasi banjir di Makassar (Antara)

ERA.id - Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman ingin menambah kolam retensi di Sulsel, untuk mengantisipasi banjir yang sudah merendam beberapa daerah di beberapa kabupaten/kota.

Sudirman pun menggelar rapat evaluasi dan memberikan arahan terkait mitigasi atau penanggulangan bencana banjir di Rujab Gubernur Sulsel, Senin, 21 November 2022 kemarin.

Rapat itu dihadiri kepala Balai Besar Wilayah Sungan Pompengan Jeneberang (BBWS PJ), Dinas terkait di Pemprov Sulsel dan perwakilan Pemda Makassar, Maros dan Gowa.

“Usulan kami itu untuk penambahan kolam regulasi/retensi pada lahan 200-300 Ha dan tanggul penahan banjir," kata Andi Sudirman.

Selain itu, dia meminta Pemerintah Kabupaten/Kota mengevaluasi penataan ruang terutama di daerah hulu yang jadi lokasi serapan air.

"Kebijakan penataan ruang hulu oleh masing masing kabupaten kota harus dikendalikan. Mulai dari pencegahan pembalakan hutan,” kata Andi Sudirman.

Menurutnya hal ini akan memakan waktu perencanaan jangka panjang, dan perlu dimulai untuk bertahap agar lebih progressif.

Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Djaya Sukarno menambahkan adapun rencana lokasi penambahan kolam retensi di wilayah Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.

Selain berfungsi sebagai reduksi banjir, Kolam Regulasi Jambua juga berpotensi sebagai reservoir air baku.

Selain itu, dalam rapat dibahas soal wilayah Antang atau Kecamatan Manggala, Makassar. Pada kondisi eksisting, lokasi ini sangat sering tergenang pada musim hujan, serta memiliki tutupan lahan berupa rawa, sawah, belukar, serta pemukiman dengan kepadatan rendah.

"Lokasi ini direncanakan sebagai kawasan campuran, hutan kota, resapan air, dan budidaya pertanian lahan basah," jelas Djaya Sukarno.

Berdasarkan ketinggian lahan yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui produk DEMNAS, diperkirakan Kota Makassar berada di ketinggian +0,00 sampai +25,00 meter.

“Untuk Kota Makassar, didominasi oleh lahan dengan elevasi rendah (+0,00 sampai +5,00),” ungkap  Djaya Sukarno.

Rekomendasi