ERA.id - Pelaku industri pariwisata mendukung sikap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang membatalkan kenaikan harga tiket masuk Rp3,75 juta di tempat pariwisata Pulau Komodo.
Rachmat Julio, salah satu pelaku industri pariwisata pemilik Anjani Trip Group ini menilai, harga tiket masuk setinggi itu justru akan membuat kabur para wisatawan lokal dan internasional.
Jika ingin membuat wisatawan menggeliat di Pulau Komodo, Racmat mengatakan, harga tiket masuk harus dinormalkan kembali seperti sedia kala.
"Saya dukung keputusan Pak Menteri Sandi. Wisatawan mana yang mau berbondong-bondong datang ke Pulau Komodo, kalau harga tiket masuknya saja sudah begitu mahal. Kita harapkan, harganya bisa sesuai kantong wisatawan lokal dan asing," ujarnya.
Rachmat yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Kembali Berwisata Indonesia (Kemberin) itu mengungkapkan, di tengah persoalan pandemi Covid-19 yang belum selesai ini, seharusnya pemerintah dan para stakeholder duduk bersama memikirkan penyelesaian akar masalah pada sektor industri pariwisata.
Menurutnya, menaikan harta tiket masuk Pulau Komodo Rp 3,75 juta bukanlah sebuah solusi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan lokal dan asing dalam berwisata.
"Kita sangat ingin melihat Pulau Komodo ramai dikunjungi wisatawan. Maka itu, tolong harga tersebut dievaluasi kembali. Jangan sampai, akibat tingginya harga tiket, membuat tempat wisata Pulau Komodo jadi sepi," ujar Bendahara Umum Hipmi Mabar (Manggarai Barat) itu.
"Carilah solusi yang lebih bijaksana. Ayo duduk bersama memikirkan cara, bagaimana Pulau Komodo bisa ramai dijumpai wisatawan," ucapnya.
Sementara itu Ketua Umum Hipmi Mabar, Mario Pranda menambahkan jika ingin memajukan dunia pariwisata harus bahu membahu.
“Kita di Mabar sudah melakukan hal itu. Bagaimana kita berkolaborasi seluruh pihak mulai daerah hingga pusat,” ucapnya.