ERA.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ternyata memiliki pertalian keluarga dengan sosok ulama besar. Ia adalah KH Hisyam Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Roudlatus Sholichin Kalijaran, yang tak lain kakek dari sang istri, Siti Atikoh.
Hal ini terungkap saat Wakil Sekretaris Jendral PBNU Isfandiari Mahbub Djunaidi bersama para kiai dan ribuan nahdliyin berziarah ke makam KH Hisyam Abdul Karim, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Minggu (5/2/2023).
Kegiatan tahlil dan doa bersama itu merupakan rangkaian peringatan Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Purbalingga. Sehari sebelumnya, rombongan PBNU juga mengunjungi ponpes tersebut. KH Hisyam Abdul Karim dianggap sosok ulama kharismatik, yang berperan penting dalam syiar Islam melalui NU. Ia mendirikan Ponpes Roudlotus Sholichin pada 1929 silam.
Pada masa perjuangan merebut kemerdekaan, Ponpes Roudlotush Sholichiin bukan sekadar tempat mengaji berbagai macam kitab karya ulama salaf, tapi juga menjadi ruang pengkaderan para pejuang Tanah Air melawan penjajah. Saat ini, ponpes tersebut diasuh oleh KH Achmad Musta'id Billah, paman dari Siti Atikoh.
Selama hidupnya, Mbah Hisyam berkhidmat di NU dengan menjadi Ra'is Aam PCNU Purbalingga selama tiga kali periode. Bahkan, ia pernah dihadiahi kitab Al Muwattha' oleh KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU. "Nah, Mbah Hisyam ini dalam peradaban NU, di awal pergerakan NU, memang sangat berperan, dari jabatan Rais 'Aam nya sangat berperan," lanjutnya.
"Mbah Hisyam punya banyak sekali keturunan beliau yang menjadi orang-orang terpenting di tingkat PBNU maupun PCNU. Itulah menjadi salah satu legasinya Mbah Hisyam," paparnya.
Bahkan, KH Hisyam pernah mendapat hadiah kitab Al Muwattha' dari KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU, sebagai bekal untuk menyebarkan Islam. " (Mbah Hisyam) salah satu yang dekat dengan Mbah Hasyim juga. Sehingga memang ada suatu kisah beliau dihadiahi kitab oleh Mbah Hasyim untuk meneruskan syiar kepada nahdliyin," ungkapnya.
Isfandiari menambahkan, kisah perjuangan KH Hisyam patut menjadi contoh dan spirit bagi generasi muda dan nahdliyin. "Jadi itu yang menjadi salah satu yang harus nahdliyin muda, para generasi Z bisa mensuri-tauladani sepak terjangnya beliau. Sehingga legasinya tetap ada di kalangan nahdliyin dan diteruskan semua kalangan," terangnya.
Adapun pengasuh ponpes, KH Achmad Musta'id Billah, menuturkan bahwa kehadiran jajaran pengurus NU di ponpes yang diasuhnya adalah sebuah anugerah tersendiri.
"Sulit diungkapkan bahwa kehadiran jajaran pengurus NU pusat dan cabang dalam rangka memeringati 1 Abad Nahdlatul Ulama membuat kami terharu sekaligus membanggakan," tuturnya.