Jumlah Warga yang Dirawat Usai Keracunan di Kabupaten Bandung Barat Massal Menyisakan 5 Orang

| 17 Feb 2023 22:43
Jumlah Warga yang Dirawat Usai Keracunan di Kabupaten Bandung Barat Massal Menyisakan 5 Orang
Warga di KBB yang dievakuasi saat keracunan (Antara)

ERA.id - Jumlah warga Kampung Cilangari, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dirawat usai keracunan massal menyisakan lima orang.

Sejak temuan awal warga keracunan pada Minggu (12/2/2023) hingga Jumat (17/2/2024), total ada 106 orang yang mengalami keracunan. Dua warga di antaranya meninggal dunia.

"Informasi dari RSUD Cililin hanya 5 orang lagi yang dirawat, yang dirawat di ICU sekarang sudah di ruang perawatan biasa," kata Kepala Desa Cilangari, Sabana saat dihubungi pada Jumat (17/2/2023).

Dia mengungkapkan, warga yang sebelumnya keracunan usai menyantap nasi boks di sebuah acara keagamaan kebanyakan mengeluhkan gejala mual, muntah-muntah, pusing, diare, hingga panas dingin. Penanganam dipusatkan di dua titik, yakni di RSUD Cililin dan di Puskesmas Gununghalu.

Sabana menyebut mayoritas warga yang sempat dirawat di dua lokasi itu saat ini sudah berada di rumah masing-masing. Namun, mereka masih dipantau oleh petugas kesehatan untuk beberapa hari kedepan.

"Sekarang mayoritas sudah di rumah, cuma masih dipantau kondisi kesehatannya. Sebetulnya sudah sembuh, tapi sebagian masih ada yang merasa lelah dan lemas. Mungkin karena diare ya," terang Sabana.

Ia mengatakan, warga yang mengalami keracunan kebanyakan berusian lanjut. Termasuk dua warga yang dinyatakan meninggal dunia yakni atas nama Rahmat  dan Aisyah yang sudah berusia lebih dari 60 tahun.

"Tapi Alhamdulillah yang meninggal tidak bertambah lagi," ucap Sabana.

Sabana menyampaikan, kasus keracunan di wilayahnya mencapai titik akhir. Ia berharap kasus serupa tak terulang lagi. Saat ini ia fokus pada pemulihan kondisi warga yang keracunan.

"Alhamdulillah sudah selesai (kasus keracunannya), jangan sampai terulang lagi. Sekarang justru saya minta dinas (Dinas Kesehatan) memberi vitamin buat warga, biar segera pulih dan pencegahan," tutur Sabana.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan KBB Hernawan mengungkapkan, penyebab nasi yang dikonsumsi oleh ratusan mengandung bakteri Staphylococcus Aureus. Bakteri itu diduga bersumber dari orang yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut.

"Orang yang terkontaminasi bakteri Staphylococcus Aureus dapat mencemari makanan jika tidak mencuci tangan sebelum menyentuhnya," jelasnya.

Jika makanan terkontaminasi bakteri ini, kata dia, dapat berkembang biak di dalam makanan dan menghasilkan racun yang dapat membuat orang sakit meskipun sudah dibunuh dengan proses pemasakan yang benar.

Ia mengatakan, meski makanan sudah dimasak, tetapi racunnya tidak akan hancur dan dapat menyebabkan penyakit karena bakteri ini berkembang biak dalam makanan dan bisa menghasilkan racun, terutama jika makanan disimpan pada suhu kamar.

"Racun itu mungkin berbahaya jika ada pada makanan yang tidak memiliki tanda-tanda pembusukan, seperti bau yang tidak sedap," kata Hernawan.

Rekomendasi