ERA.id - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi bakal melakukan vaksinasi flu burung secara massal. Vaksinasi itu ditargetkan secepatnya dimulai.
Vaksinasi massal itu dilakukan menyusul adanya puluhan unggas yang mati akibat flu burung atau
Avian Influenza (AI) di Kampung Kebon Manggu, RT 05/04, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
"Kita akan lakukan vaksinasi di 15 kelurahan di Kota Cimahi. Titiknya nanti akan ditentukan," kata Kepala Bidang Pertanian pada Dispangtan Kota Cimahi Mita Mustikasari saat dihubungi pada Kamis (2/3/2023).
Dikatakan Mita, saat ini pihaknya masih melakukan proses pengadaan dosis vaksin yang direncanakan 600 dosis. Jika vaksin tersebut sudah tersedia maka pihaknya akan langsung terjun ke lapangan untuk melakukan vaksinasi flu burung.
Jika pengadaan nantinya kurang, maka pihaknya akam berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk mengajukan permohonan bantuan dosisnya. Selain vaksinasi flu burung, pihaknya juga akan melakukan vaksinasi rabies.
"Kita lagi proses pengadaan Maret ini. Kalau untuk flu burung itu 600 dosis. Kalau sekiranya kurang kita koordinasi untuk penambahan," sebut Mita.
Dirinya melanjutkan, vaksinasi ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah unggas atau hewan ternak terinfeksi flu burung. Apalagi baru-baru ini ditemukan kasusnya di Kota Cimahi, dimana ada puluhan unggas milik tiga warga yang mati mendadak.
Selain vaksinasi, pihaknya juga bakal membuat Surat Edaran Wali Kota Cimahi yang berisi imbauan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap flu burung. "Kita juga sedang membuat surat edaran terkait kewaspadaan flu burung ini," ucap Mita.
Mita menjelaskan, flu burung merupakan penyakit viral akut pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza type A subtipe H5 dan H7. Virus ini merupakan virus ss-RNA yang tergolong family
Orthomyxoviridae.
"Semua unggas dapat terserang virus influenza A, tetapi wabah AI sering menyerang ayam dan kalkun. Penyakit ini bersifat zoonosis dan angka kematian sangat tinggi karena dapat mencapai 100," jelasnya.
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dari unggas terinfeksi dan unggas peka melalui saluran pernapasan, konjungtiva, lendir dan fese atau secara tidak langsung melalui debu, pakan, air minum, petugas, peralatan kandang, sepatu, baju dan kendaraan yang terkontaminasi virus AI serta ayam hidup yang terinfeksi.