ERA.id - Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengungkap harga minyak goreng kemasan bersubsidi, Minyakita masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Hal itu diungkapkan Jerry usai meninjau langsung di Pasar Tagong Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Selasa (7/3/2023). Dia menegaskan HET Minyakita masih Rp14.000 per liter.
"Kami tadi kami tanya ke pedagang harganya memang Rp15 ribu per kg. Kenapa? Karena dia ambil dari agen itu sudah mahal," ungkap Jerry.
Dia mengungkap penyebab masih tingginya dan sempat langkanya minyak goreng bersubsidi itu dikarenakan tingginya permintaan masyarakat yang tidak sesuai dengan stok sehingga harganya jadi naik.
"Jadi gini seperti kata Pak Mentri Perdagangan, Minya Kita itu sangat populer, orang pada minat beli Minyak Kita yang tadinya beli minyak premium beralih ke Minyakita. Saking orang banyak beli (Minyakita) itu, stoknya memang sedikit berkurang," katanya.
Namun seiring stoknya yang mulai kembali diperbanyak, Jerry meminta pedagang untuk menjualnya kembali sesuai HET yang sudah ditetapkan pemerintah.
"Kami memastikan dari Kemendag stoknya aman (Minyakita). Tentunya dengan stok aman harga bisa normal kembali sesuai HET," sebut Jerry.
Kemendag bersama Pemprov dan Pemkab maupun Pemkot akan terus melakukan pengawasan agar distribusi dan ketersediaan minyak goreng yang diluncurkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) itu tetap aman di pasaran.
Sementara itu, seorang pedagang di Pasar Tagog Padalarang, Budiman (63) mengungkapkan, dirinya terpaksa menjual harga Minyak Kita tidak sesuai HET dikarenakan sulitnya persediaan Minyakita sehingga harus membeli dari agen di sekitar pasar.
"Mahal dari agen, kita tidak tahu harga dari distributor, kita dapatnya dari grosir-grosir di sekitar pasar karena memang (stock Minyak Kita) susah," imbuhnya.
Diakui Budiman, sebelum Minyak Kita susah didapatkan, harga Minyak Kita dari distributor berkisar diharga Rp 13.000 kurang untuk perkilogramnya. Tapi, setelah mengalami kelangkaan, dirinya terpaksa membeli dari agen yang harganya lebih tinggi.
"Perhari bisa, paling dua karton. Lagian harganya mahal dan harus dikawin sama merek lagi atau komoditas lain, gak bisa Minyak Kita aja," pungkasnya.