ERA.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akhirnya memberikan klarifikasi terkait kabar dipecatnya Muhammad Sabil (34) guru di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon.
Sabil sebelumya melayangkan komentar dengan kata 'maneh (kamu)' di salah satu unggahan instragram Ridwan Kamil pada Selasa (14/3/2023).
"KLARIFIKASI. Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi," kata Ridwan Kamil di instragramnya seperti dilihat pada Rabu (15/3/2023).
Ridwan Kamil mengatakan, seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik yang terkadang disampaikan dengan narasi maupun nada kasar.
Ia mengaku telah mendapatkan ribuan kritik selama menjabat sebagai pejabat publik. Kritikan itu pun kerap ia tanggapi dengan biasa, ilmiah, hingga gurauan.
"Seorang pemimpin harus terbuka terhadap kritik walaupun kadang disampaikan secara kasar. Sudah ribuan kritik masuk, dan selalu saya respon dengan santai dan biasa saja. Kadang ditanggapi dengan memberikan penjelasan ilmiah, kadang dibalas dengan bercanda saja," kata Ridwan Kamil.
Namun, imbuh Ridwan Kamil, dalam peristiwa ini Sabil merupakan seorang pendidik yang bisa saja komentarnya dilihat atau ditiru oleh peserta didiknya. Sehingga, sekolah mengambil tindakan tegas terhadap Sabil.
"Mungkin karena yang melakukannya posting kasar adalah seorang Guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik insitusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan," imbuhnya.
Didasari hal itu, Ridwan Kamil mengaku sudah meminta kepada pihak sekolah agar tidak melakukan pemecatan terhadap Sabil.
"Karenanya setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan," ucapnya.
Dengan demikian, ia mengimbau kepada orang tua, guru, hingga pemimpin agar generasi penerus bisa bijak dalam bermedia sosial.
"Apapun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasehat-menasehati dalam kabaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia," tutupnya.