ERA.id - Seorang penerjun payung dari Batalyon Komando 466 Kopasgat TNI Angkatan Udara (AU) kecelakaan saat terjun payung karena parasut yang digunakan tidak mengembangkan sempurna di udara, sehingga harus mendarat darurat di pemukiman warga Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan
"Permasalahan pada payung yang tidak mengembang sempurna dan kondisi angin yang relatif tidak stabil," ujar Kadispen AU Lanud Hasanuddin Mayor Sendang Arum Mahardani, Senin kemarin.
Kejadian tersebut viral setelah warga merekam video detik-detik korban berputar-putar di udara dengan parasut tidak mengembang dengan sempurna hingga akhirnya terjatuh di pemukiman warga di wilayah Turikale, Kabupaten Maros. Nyawa korban selamat, hanya cedera tulang pada bagian lengan.
ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ pic.twitter.com/iFNxbfISOa
— Supet (@SupirPete2) July 10, 2023
Usai kejadian, korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Korban dalam video tersebut terlihat masih dalam keadaan sadar.
"Saat ini kondisi penerjun dari Kopasgat dalam keadaan baik dan stabil, meskipun ada dislokasi pada lengan bagian kiri," ujar Mayor Sendang.
Kegiatan terjun payung tersebut diikuti personel TNI AU dan merupakan latihan rutin prajurit Yonko 466 Kopatgas.
"Kegiatan terjun tersebut merupakan kegiatan rutin, sebagai refreshing terjun pada drop zone (lokasi pendaratan) yang telah ditentukan," katanya.
"Alhamdulillah saat ini semua sudah tertangani dan mohon doa kepada rekan media agar penerjun lekas pulih," ujarnya.