ERA.id - Universitas Hasanuddin akan menghadirkan Anies Baswedan dalam Diskusi Kebangsaan bertajuk “Indonesian Leaders Talk” di Auditorium Baruga AP Pettarani Unhas Tamalanrea Makassar, Minggu (24/9).
Selain Anies, kegiatan diskusi kebangsaan ini rencananya akan mendatangkan bakal calon pemimpin bangsa lainnya, seperti Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
“Mereka akan diundang oleh Dewan Profesor Unhas untuk menyampaikan gagasan terkait problematika kebangsaan yang dihadapi bangsa kita saat ini,” kata Ketua Dewan Profesor Unhas, Prof Andi Pangerang Moenta.
Karena sifatnya dialog yang bernuansa akademik, lanjut Andi Pangerang, maka kegiatan ini hanya akan dihadiri civitas akademika Universitas Hasanuddin dan undangan.
“Civitas Akademika Unhas ini akan kami batasi dengan kuota dari masing-masing fakultas. Tapi untuk mengakomodasi minat civitas akademika yang besar terhadap kegiatan ini, maka akan dibuka saluran lain di mana acara ini dapat disaksikan melalui Unhas TV dan Youtube Official Unhas,” jelas Andi Pangerang.
Diskusi kebangsaan ini, menurut Prof Andi Pangerang, untuk mendiskusikan dan memperdebatkan visi dan misi serta gagasan keindonesiaan para calon pemimpin bangsa dalam bingkai akademik.
“Jadi ini mimbar akademik untuk melihat visi dan misi para calon pemimpin bangsa kita ke depan,” ujarnya.
Kegiatan ini, kata dia, sebagai wujud kontribusi dan peran nyata Unhas dalam melahirkan pemimpin bangsa yang berwawasan luas dengan visi keindonesiaan yang kokoh menuju Indonesia makmur dan berkeadilan.
Di tempat ini pulalah, civitas akademika dapat mengenal calon-calon pemimpin bangsanya secara dekat.
Panitia pelaksanaan kegiatan ini telah berkomunikasi dengan tim Anies di Makassar dan memastikan Anies akan hadir di Kampus Unhas, Minggu.
“Kami telah berkomunikasi dengan tim Anies dan menyatakan siap hadir di Kampus Unhas,” ujar Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier Unhas, Abdullah Sanusi, PhD.
Panitia mengharapkan agar kegiatan ini berjalan aman dan lancar sehingga nantinya peserta mimbar akademik tidak memakai baju atau simbol-simbol apapun yang berkaitan dengan partai politik, tidak melakukan pawai atau pun arak-arakan di sekitar kampus.
“Dalam berdiskusi juga nantinya, hendaknya peserta menguji atau mendebat gagasan pembicara melalui bingkai akademik dengan fakta dan kerangka teori yang jelas dan tidak bermuatan ujaran kebencian,” ujarnya.