Golkar Bali: Untuk 2024, Efek Ekor Jas dari Jokowi Tak Ada di PDIP karena Gibran

| 24 Oct 2023 10:26
Golkar Bali: Untuk 2024, Efek Ekor Jas dari Jokowi Tak Ada di PDIP karena Gibran
Ilustrasi simpatisan Golkar (Antara)

ERA.id - Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry ingin efek ekor jas Jokowi berpindah ke Koalisi Indonesia Maju.

Sebelumnya, efek itu berhasil menaikkan persentase kemenangan PDI Perjuangan. Kini diprediksi tidak lagi, sebab KIM mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

"Oh iya, keyakinan saya seperti itu (efek ekor jas Jokowi beralih). Kewajiban kita sekarang meyakinkan, menyosialisasikan, kemudian juga memberikan optimisme,” kata Sugawa di Denpasar, Senin kemarin.

Pada Pemilu 2019, PDI Perjuangan meraih 1.257.590 suara atau setara 54,37 persen, sementara pada Pemilu 2014 meraih 872.885 suara atau sekitar 42 persen.

Sugawa meyakini kenaikan perolehan suara PDIP pada Pemilu 2019 ada pengaruh figur Jokowi yang menang periode kedua dengan 91 persen suara di Pulau Dewata.

Ini yang menjadi landasan DPD Partai Golkar Bali yakin dengan kehadiran Gibran pada kontestasi pemilu dapat melanjutkan suara dari pendukung ayahnya.

"Nah, untuk 2024 nanti, efek ekor jas dari Jokowi kan tidak ada di PDI Perjuangan karena Gibran ini putra Jokowi, sehingga keberhasilan-keberhasilan pembangunan dijamin nanti dilanjutkan oleh Prabowo-Gibran. Itulah konsepnya,” ujar Sugawa Korry.

"Bukan masalah Ibu Kota Nusantara saja, ada soal kebijakan ekspor sumber daya alam yang tidak berorientasi dengan material bahan baku saja. Ini kan banyak mendapat tentangan negara-negara Eropa, ini kepentingan yang harus diamankan oleh Prabowo-Gibran," sambungnya.

Meski dukungan Jokowi kepada Gibran tidak diutarakan langsung ke publik, Wakil Ketua DPRD Bali itu paham bahwa Presiden Jokowi itu mendukung putranya dan ke depan di Bali mereka juga akan mengangkat pengaruh tersebut, namun tetap dilandasi aturan KPU dalam berkampanye.

"Kalau dibolehkan (mengaitkan nama Jokowi) ya pasti dilakukan, tapi kalau tidak dibolehkan oleh KPU kan tidak. Jadi, kalau dibolehkan saja karena beliau kan presiden, artinya milik semua," kata dia.

Di Bali, lanjut Sugawa, kader-kader Partai Golkar juga tidak menunjukkan penolakan hadirnya Gibran sebagai pendamping Prabowo. Dalam waktu dekat, DPD Golkar Bali akan mengumpulkan seluruh ketua DPD Golkar kabupaten/kota untuk menjelaskan lebih rinci alasan penunjukan Gibran Rakabuming sebagai pendamping Prabowo.

Selain merebut suara pendukung militan Jokowi di Pulau Dewata, Ketua DPD Partai Golkar Bali itu melihat potensi suara kaum milenial yang bisa diwakili oleh kakak dari Kaesang Pangarep itu.

Apalagi Indonesia akan menyongsong bonus demografi 2045 yang didominasi produktivitas generasi muda sehingga diharapkan Gibran dapat menjadi idola kaum muda dalam memimpin bangsa dengan kepercayaan yang diberikan.

Rekomendasi