ERA.id - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman mengatakan, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 memunculkan fenomena menarik terkait perolehan suara antara pemilihan presidne (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg).
Hal itu merespons coattail effect atau efek ekor jas yang kurang merata di antara partai politik pengusung pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Diketahui, berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei, Prabowo-Gibran memperoleh suara hingga 58 persen. Namun, perolehan suara Partai Gerindra justru lebih rendah dibandingan rivalnya yaitu PDI Perjuangan, dan kawan sekoalisinya Partai Golkar.
"Jadi memang ternyata ada sebuah temuan yang menarik di dalam pileg dan pilpres kali ini," kata Maman di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Menurutnya, dalam empat kali pemilu sebelumnya, sosok yang maju sebagai capres dan menang sebagai presiden memang memberikan efek elektoral kepada partai politik utama pengusungnya.
Namun, pada Pemilu 2024, hal tersebut tidak terjadi. Menurut Maman, penyebabnya karena masyarakat sudah bisa memilih dan memilih. Belum tentu paslon yang dipilih sama seperti partai politik yang disukai, begitu pula sebaliknya.
"Dalam pemilu kali ini agak berbeda. Ternyata, masyarakat itu sudah bisa memilih dan memilah. Jadi, 'oke (pilih) capresnya si A, tapi partainya B'. Itu terjadi di beberapa titik, hampir di seluruh Indonesia," ucapnya.
Terkait dengan perolehan suara Partai Golkar yang menguat di posisi kedua versi hitung cepat, anggota DPR RI itu mengaku hal tersebut tak lepas dari efek ekor jas dari paslon yang diusung partainya.
Dia mengklaim, Partai Golkar banyak tertolong berkat promosi dari Prabowo, meskipun statusnya adalah ketua umum Partai Gerindra.
"Harus kita akui, ini juga berkat dari endorsement dari Pak Prabowo di beberapa titik. Kalau kita lihat, kampanye-kampanye Partai Golkar dengan dengan Pak Prabowo dan Mas Gibran itu juga memberikan efek positif yang luar biasa,” kata Maman.
Di samping itu, dia mengklaim, tingginya suara Partai Golkar yang sejajar dengan perolehan suara Prabowo-Gibran tak lepas dari kerja mesin partai dan instruksi langsung dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Terlebih, program kerja Prabowo-Gibran juga sejalan dengan visi misi Partai Golkar. Sehingga, tidak sulit megkampanyekan partai, caleg, sekaligus paslon yang diusung.
"Jadi semua caleg bergerak. Selain memang mengkampanyekan dirinya untuk maju legislatif, bergerak juga untuk Pak Prabowo," pungkasnya.