Mantan Gubernur NTB Sekaligus Kader PKS Membelot di Pilpres dan Tak Dukung AMIN?

| 03 Jan 2024 11:25
Mantan Gubernur NTB Sekaligus Kader PKS Membelot di Pilpres dan Tak Dukung AMIN?
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah.

ERA.id - Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat yang kini menjadi Juru Bicara Timnas Anies-Muhaimin (AMIN), Zulkieflimansyah, merespons soal isu dirinya dianggap membelot dengan mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di Pilpres 2024.

Anggapan itu didasari potongan video dirinya yang mengungkap hasil survei terkini Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di NTB yang kemudian viral.

Dalam video tersebut, Zulkieflimansyah menyebut pasangan calon nomor urut 1 Anies-Muhaimin memperoleh elektabilitas sebesar 19 persen, pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran sebesar 53 persen, dan pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud hanya 9 persen.

Dia pun membantah dirinya mengampanyekan pasangan calon lain di luar pasangan AMIN.

"Saya dukung pasangan (nomor) 2? Sebagai Ketua DPP PKS tentu nggak mungkin saya mendukung capres yang berbeda dengan capres yang sudah diputuskan dan disepakati oleh partai saya. Kami di PKS sepakat mendukung AMIN. Di PKS kami nggak pernah main-main dan tidak serius terhadap apa yang sudah kami putuskan bersama," kata Zulkieflimansyah dalam keterangan tertulis di Mataram, Selasa kemarin.

Doktor Zul, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa video tentang dirinya tersebut tidak utuh menceritakan yang sebenarnya karena sudah dipotong-potong.

"Setelah sempat ramai karena saya menghadiri undangan Mas Ganjar di Mataram, kini ramai beredar sambutan saya yang sedang mengungkapkan hasil survei pilpres di NTB. Karena dipotong-potong tidak utuh, jadi orang bisa salah menyimpulkan. Seakan-akan saya mendukung pasangan nomor 2," terangnya.

Zulkieflimansyah kemudian mengungkap kronologi munculnya video pada acara Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamisyah (NWDI) tersebut. Dia mengaku survei tersebut disampaikan untuk memotivasi.

"Di awal sambutan saya pada acara mahasiswa NWDI sebagai Ketua Dewan Pakar, saya menyampaikan bahwa sementara ini di NTB dari hasil survei memang pasangan nomor 2 yang unggul. Saya menyampaikan nomor 3 sekian persen, nomor 1 sekian persen dan nomor 2 sekian persen. Dan keunggulan pasangan nomor 2 ini karena dukungan anak muda seusia mahasiswa NWDI yang ada di hadapan saya. Anak-anak muda yang lebih santai dan rileks dalam berpolitik, dengan ide-ide ringan seperti gemoy dan lain-lain," ucap Doktor Zul.

Zulkieflimansyah ingin berpesan kepada mahasiswa NWDI, jika ingin pasangan calon yang mereka dukung, yakni Ganjar-Mahfud unggul di NTB, diperlukan upaya dan terobosan yang lebih kuat, terutama menjangkau segmen pemilih anak muda dengan cara dan gaya komunikasi yang berbeda.

"Jadi, kalau capres yang didukung mahasiswa NWDI mau unggul di NTB, teman-teman mahasiswa NWDI mesti memahami apa yang dipikirkan anak muda seusia mereka. Jadi, jangan terjebak pada isu yang berat dan serius, yang santai dan ringan saja. Politik yang menyenangkan dan jauh dari caci maki dan saling menjatuhkan. Kira-kira begitu pesannya," jelasnya.

Lebih lanjut, Zulkieflimansyah mengaku ada pihak-pihak yang dengan sengaja menjatuhkan dirinya dengan memotong video tersebut.

"Kalau ada kemudian yang memotong dan memelintir untuk kepentingan politiknya, ya wajar-wajar saja. Namanya kita sedang kampanye," kata Zulkieflimansyah.

Berikut kutipan pernyataan Zulkieflimansyah dalam potongan video yang viral dan menuai polemik di NTB tersebut, "Buat adik-adik semua, beberapa minggu yang lalu, tepatnya mungkin dua sampai tiga minggu yang lalu, saya dipresentasikan hasil survei pilpres di NTB. Ini off the record mungkin nggak perlu dikutip oleh wartawan dan hasilnya Pak Acip (Sekretaris DPW Perindo NTB) di luar perkiraan saya. Jadi, pasangan nomor 3, dari 6.000 responden, jadi sangat akurat, itu hanya dapat 9 persen di NTB ini, pasangan nomor 1 hanya dapat 19 persen, pasangan nomor 2 (dapat) 53 persen."

Pernyataan Zulkieflimansyah itu disampaikan saat memberi sambutan pada acara pelantikan DPP Himmah NWDI di Gedung Graha Bhakti Praja Kompleks Kantor Gubernur NTB, Sabtu (30/12).

Rekomendasi