Simpatisan Ganjar yang Ngamuk karena Duit Rp10 Ribu di Makassar Disusupkan Lawan Politik?

| 01 Feb 2024 17:52
Simpatisan Ganjar yang Ngamuk karena Duit Rp10 Ribu di Makassar Disusupkan Lawan Politik?
Simpatisan Ganjar Pranowo di Makassar yang marah karena cuma diberi uang Rp10 ribu. (Tangkapan layar)

ERA.id - Seorang simpatisan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, viral karena memprotes uang transportasi kampanye yang dijanjikan tim Ganjar-Mahfud.

Kampanye akbar itu sebelumnya digelar di Gedung Upperhills, Jalan Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan, 30 Januari 2024.

Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di Sulsel pun menduga, orang yang memprotes sengaja disusupkan oleh lawan politik Ganjar-Mahfud.

"Kami menganggap bahwa yang hadir itu dan videonya viral di media sosial, mungkin saja ada dugaan orang susupan. Kami tim Ganjar-Mahfud, baik daerah maupun partai pengusung, tidak pernah menjanjikan dan tidak pernah melakukan sesuatu berhubungan dengan uang," kata Juru Bicara TPD Ganjar-Mahfud, Iqbal Arifin, Rabu kemarin.

Ia menekankan seluruh peserta kampanye yang hadir saat kampanye adalah kader-kader dan relawan militan. Selain itu, telah disepakati diberikan pengganti transpor dalam bentuk voucher bensin 2 liter.

Hanya saja, belakangan tidak semua SPBU di Makassar menerima voucher, sehingga dikonversikan dalam bentuk uang Rp20 ribu sesuai harga 2 liter bensin.

Saat ditanyakan apakah yang hadir dalam kampanye di Upperhills (30/1) itu diduga massa bayaran, Iqbal menegaskan tidak ada seperti itu, sebab massa bayaran tidak ada dalam strategi pemenangan tim Ganjar-Mahfud.

"Jadi, kita memang tidak mau ini bicara tentang itu, menghadirkan peserta kampanye bayaran, itu tidak ada dalam kamus kita Ganjar-Mahfud, tidak ada," paparnya menekankan.

Berkaitan soal kekurangan konsumsi yang turut disebut-sebut pada video viral itu, kata Iqbal menjelaskan, panitia pelaksana telah menyiapkan konsumsi sebanyak 7.500 bungkus, sedangkan yang hadir diperkirakan 4.000-an orang, sehingga kalau dikatakan peserta tidak kebagian, itu tidak benar.

"Kalau kita lihat apa yang terjadi dan muncul di media sosial itu setelah orasi dan kampanye selesai, kurang lebih satu jam. Berarti sudah selesai makan siang dan sudah dibagikan sebelumnya. Lalu ini ada orang terlambat dan kita tidak tahu dari mana, sebab pengaturan sudah dilakukan konektor masing-masing," ungkap dia.

Pihaknya bahkan telah menyampaikan kepada tim panitia jauh sebelum hari kampanye, jangan sampai ada hal-hal yang bisa merusak acara, bagaimana Sulsel dan Kota Makassar menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari kampanye damai bermartabat dan kampanye sesungguhnya memberikan edukasi positif bagi masyarakat, inilah pilihanmu yang terbaik.

Ditanyakan kembali dalam rekaman video viral itu ada orang protes menyebut hanya diberi Rp10 ribu per orang bahkan menyandingkan ketika pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka saat berkampanye di Makassar mendapat uang Rp50 ribu sekaligus makanan, kata dia, tim enggan menanggapi lebih jauh.

"Kita pakai logika sederhana, kalau ada kekecewaan itu kan tidak serta-merta. Ini diduga seperti didesain khusus karena cara bicaranya terstruktur dan menghadirkan gambar-gambar dan menyandingkan, menjanjikan nominal yang ada. Sekali lagi, tim Ganjar-Mahfud mau menjadi katalisator untuk mengedukasi bahwa uang bukan alat sebenarnya meraup pemilih, bukan itu," paparnya kepada wartawan.

Sementara itu, perwakilan panitia pelaksana Ishak menambahkan, pihaknya menghargai kedatangan kader dan relawan yang hadir, sehingga dipahami tentu menuju ke lokasi kampanye menggunakan bensin kemudian digantikan voucher bensin.

Tetapi, tidak semua SPBU menerima voucher, sehingga dikondisikan dengan uang senilai 2 liter bensin dan telah diserahkan sebelum Ganjar Pranowo berkampanye.

Sebelumnya, beredar video di media sosial berdurasi 21 detik sejumlah orang-orang mengenakan baju kaos bergambar Ganjar-Mahfud protes hanya diberi uang Rp10 ribu setelah kampanye Ganjar di Gedung Upperhils pada Selasa (30/1) siang. Sejauh ini, Bawaslu masih menelusuri dugaan pelanggaran dalam video tersebut.

Rekomendasi