Santri Kediri Tewas Diduga Dianiaya, Begini Penjelasan Pengasuh Ponpes

| 26 Feb 2024 17:01
Santri Kediri Tewas Diduga Dianiaya, Begini Penjelasan Pengasuh Ponpes
Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Mojo, Kediri, Jawa Timur. (Puan/ERA.id)

ERA.id - Pengasuh Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah (sebelumnya Al Islahiyyah), Mojo, Kediri, Jawa Timur, Fatihunada atau Gus Fatih angkat suara terkait santrinya yang meninggal karena diduga penganiayaan.

Gus Fatih menyampaikan dirinya mendapat informasi santri yang meninggal bernama Bintang Balqis Maulana (14) itu  diketahui akibat terpeleset di kamar mandi, Jumat (23/2/2024) lalu.

“Saya mendapat laporan itu jatuh terpeleset di kamar mandi terus kemudian dibawa ke rumah sakit dari saudaranya (Fatahilah),” kata Gus Fatih kepada awak media, Senin (26/2/2024).

Ia pun percaya bahwa santri itu di bawa ke rumah sakit karena informasinya dari kakaknya sendiri. 

“Kemudian saya spontan bertanya sakit apa kok ke rumah sakit, tapi ya saya percaya karena yang menyampaikan kakaknya. Masak kakaknya mau menipu kan kecil kemungkinan,” ujarnya.

Saat di rumah sakit, Santri tersebut dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, pihak Ponpes mencari ambulans untuk mengantar jenazah ke kampung halamannya di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. 

Lebih lanjut Gus Fatih mengaku tidak mengetahui penyebab pasti kematian korban. Dirinya juga tidak pernah melihat kondisi jenazah Bintang yang sudah terbungkus kain kafan.

Tak hanya itu, ia juga pun turut mengantarkan ke Banyuwangi bersama Fatahilah (17) sepupunya Bintang dan beberapa santri lain, pada Jumat sore. 

Saat kain kafanya dibuka dari keluarganya, dirinya juga sangat terkejut ketika melihat kondisi jenazah di rumah duka, yang penuh luka dan lebam, hingga mengeluarkan darah.

“Tidak tahu sama sekali. Jadi di luar prediksi saya ada dugaan (penganiayaan) semacam itu. Munculnya dugaan aja tidak ada, wong dari awal bilangnya terpeleset,” ujarnya.

Kemudian, Gus Fatih juga membantah kalau dirinya menghalangi pihak keluarga untuk membuka kain kafan. Ia mengaku saat mengantar berada di belakang ambulans. Kemudian dia dipanggil oleh keluarga untuk melihat kondisi jenazah.

“Saya tidak tahu bukanya (kain kafan) kapan, tahu-tahu saya dipanggil diajak melihat. Jadi kalau ada rumor seakan pengantar tadi melarang dibuka, itu nggak karena logikanya saya di belakang. Saya di luar karena banyak sekali masyarakat di sana, sehingga rumahnya penuh. Saya mundur kan saya tamu,” terangnya.

Ia menambahkan  dirinya juga terpukul dengan kejadian ini. Dia juga mengaku tidak tega melihat kondisi jenazah santrinya tersebut. Dirinya menyerahkan sepenuhnya kasus kematian santrinya itu ke pihak kepolisian. Tak hanya itu, dia sudah dimintai keterangan oleh polisi sejak di Banyuwangi hingga di Polres Kediri.

Diberitakan sebelumnya, beredar  video memperlihatkan jenazah santri yang kain kafannya dibuka oleh keluarganya penuh denga luka-luka. Diduga santri tersebut tewas dianiaya.

Informasi yang dihimpun ERA.id, jenazah santri itu berasal dari Pondok Pesantren PPTQ Al Hanifiyyah, Mojo, Kediri, Jawa Timur, Bintang Balqis Maulana (14). 

Diketahui jenazah Bintang yang berasal dari  Afdeling Kampunganyar, Kendenglembu, Karangharjo, Glenmore, Banyuwangi ini dipulangkan kerumahnya dari ponpes dalam kondisi meninggal dunia, pada Sabtu (24/2/2024) dini hari.

Kakak korban Mia Nur Khasanah (22) menyampaikan pihak keluarganya pun curiga adanya ceceran darah dan bersikeras untuk membuka kain kafan jenazah santri tersebut. Akhirnya, saat dibuka keluarga pun histeris melihat kondisi jenazah Bintang.

“Saya bilang Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah,” tambah Mia.

Mia menyebut, saat meilihat kondisi tubuh Bintang terdapat juga luka sundutan rokok di kaki korban. Jumlahnya lebih dari satu. Termasuk satu luka mengaga pada dada korban.

“Saya nangis, ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya,” katanya.

Rekomendasi