Respons Marzuki Mustamar Saat Disebut Jadi Penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024

| 17 May 2024 12:40
Respons Marzuki Mustamar Saat Disebut Jadi Penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. (Antara)

ERA.id - Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar merespons isu dilambungkannya namanya di bursa Pilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2024.

Bahkan, namanya disebut sebagai kuda hitam yang akan menantang calon petahana Khofifah Indar Parawansa. PKB Jawa Timur pun berpeluang besar mengusung KH Marzuki maju Pilgub Jatim pada 27 November mendatang.

Selain itu, munculnya nama KH Marzuki juga mencuat karena hasil survei yang dilakukan Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) pada simulasi tertutup.

Ada tiga nama yang tertinggi elektabiltasnya maju Pilgub Jatim yakni Khofifah dengan 49,3 persen. Diikuti Kiai Marzuki dengan 20,5 persen dan Ketua Gerindra Jatim Anwar Saddad di urutan ketiga sebesar 17,7 persen.

Menanggapi itu, KH Marzuki mengaku belum memiliki niatan untuk maju di kontestasi Pilgub Jatim 2024. Ia menyebut dirinya hanya ingin fokus mengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad dan mengajar di kampus.

“Kalau kami ya enggak ada (niat maju di Pilgub Jatim),” kata KH Marzuki, kepada awak media, Jumat (17/5/2024).

Meski begitu, KH Marzuki menilai survei tersebut adalah bentuk aspirasi masyarakat Jatim. Ia tidak memiliki kontrol atas apapun yang terjadi dan mempersilahkan

“Kami enggak memaksa orang (memilihnya dalam survei), kami juga enggak mau melarang orang, kami hidup mati di Jatim,” ucapnya.

Ia juga menegaskan dirinya tidak ingin berkamuflase ataupun menghalangi warga Jatim untuk memberi hak memilih pemimpin di Pilgub Jatim.

“Dari dulu karakter kami memberi kebebasan, monggo mau bersuara apa, punya cita-cita apa, mau punya aspirasi kaya apa itu haknya orang Jatim,” katanya.

Selain itu, KH Marzuki memastikan dirinya tak mengintervensi survei tersebut. Sebab bila hal itu tak sesuai dengan hati masyarakat, bakal ada konsekuensi yang akan terjadi.

“Kalau kami main paksa, main perintah, nggak cocok dengan hati, nanti pengajian juga kena portal ke mana-mana, musuhe wong akeh (tidak disukai orang banyak),” tambahnya.

Lebih lanjut di sisi lain, KH Marzuki menilai survei semacam itu memang perlu dilakukan. Tujuannya untuk memetakan kondisi politik beserta memprediksi dinamikan yang bakal terjadi.

“Setidaknya dari situ bisa mengetahui, pemimpin seperti apa yang diinginkan oleh masyarakat. Meskipun jika nantinya, orang atau tokoh yang disebut tidak maju dan turut berkompetisi dalam pemilihan,” pungkasnya.

Rekomendasi