Keluarga Curiga Lettu Eko Damara Bukan Tewas Bunuh Diri, Korps Marinir Merespons

| 21 May 2024 13:42
Keluarga Curiga Lettu Eko Damara Bukan Tewas Bunuh Diri, Korps Marinir Merespons
Ilustrasi jenazah (Antara)

ERA.id - Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi menjelaskan pihaknya sudah berupaya menjaga nama baik keluarga perwira TNI AL asal Sumatera Utara (Sumut) Lettu Laut (K) Eko Damara (31), yang tewas karena bunuh diri pada Sabtu (27/4) silam.

Upaya itu dilakukan Endi dengan cara membawa jenazah ke kampung halaman korban untuk dimakamkan secara layak. Pihaknya juga memerintahkan jajaran marinir untuk mendatangi proses pemakaman korban.

"Kami perintahkan Danyon kesehatan, Komandan Resimen dalam hal ini Kolonel Yuyun kami perintahkan ke Medan untuk mengikuti proses pemakaman sebagai mana seorang prajurit dimakamkan. Kemudian untuk menjaga nama baik keluarga juga di sana, supaya keluarga terhormat di depan tetangganya," kata Endi saat ditemui di Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat, Senin.

Endi merasa pihaknya perlu menjaga nama baik korban, lantaran Eko merupakan bagian dari TNI AL. Bahkan, Endi bahkan membuka kesempatan bagi keluarga yang ingin meminta penjelasan jika dirasa kematian Eko dianggap tidak wajar.

"Kami juga persilakan jika keluarga mau otopsi," kata Endi.

Namun demikian, Endi menyayangkan sikap keluarga Eko yang lebih memilih berbicara ke media massa dan mengatakan isu yang tidak terbukti.

Dari mulai Eko meninggal di kamar mandi hingga ada luka lebam dan sundutan rokok di badannya. "Kami dari Korps Marinir tidak pernah mengatakan TKP di kamar mandi. Kami kejar dari siapa, tapi beliau tidak mau menyampaikan. Hanya menyampaikan dari orang yang bisa dipercaya, artinya tidak terbuka," kata Endi.

Terkait luka lebam dan luka akibat puntung rokok, Endi memastikan hal tersebut tidak ditemukan berdasarkan kesaksian pihak yang memandikan jenazah Eko di RSUD Papua.

Endi menjelaskan, Eko bunuh diri dengan menembak kepalanya di ruang kesehatan pos komando taktis yang terletak di daerah konflik, Papua Pegunungan, menggunakan senjata laras panjang.

Dia mengakhiri hidupnya diduga karena beberapa masalah, salah satunya terlilit hutang hingga ratusan juta rupiah. Endi juga menjelaskan bahwa Eko aktif berjudi online.

Hal itu dikatakan Endi berdasarkan hasil pemeriksaan digital forensik yang dilakukan jajarannya. Dengan terbukanya Korps Marinir akan informasi ini, Endi berharap tidak ada lagi spekulasi yang berkembang soal kematian Eko.

Dari penjelasan itu, keluarga korban curiga, sebab ditemukan dugaan bekas luka lebam dan sulutan api rokok di jenazah Eko. Menurut kakak kandung Eko, Didi Pranajaya, TNI AL sangat cepat mengambil kesimpulan tanpa autopsi atau penyelidikan lebih lanjut.

Rekomendasi