Pisang Cavendish dari Sulsel Diyakini Akan Menyentuh Pasar Ekspor

| 28 Jun 2024 20:00
Pisang Cavendish dari Sulsel Diyakini Akan Menyentuh Pasar Ekspor
Bahtiar Baharuddin semasa menjadi Penjabat Gubernur Sulsel, saat meninjau pisang cavendish di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone. (Dok. Humas Pemprov Sulawesi Selatan)

ERA.id - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulawesi Selatan, Imran Jausi meyakini pisang cavendish yang diinisiasi mantan Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin untuk ditanam di banyak lokasi, akan merambah pasar ekspor atau internasional.

Keyakinan Imran merujuk pada nota kesepahaman (MoU) Pemprov Sulsel dengan negara di Timur Tengah sebagai tujuan ekspor pisang jenis cavendish.

"Kita kan sudah ada offtaker, artinya sudah ada yang bersedia mengambil hasil tanaman pisang petani. Pisang ini sesuai spesifikasi untuk ekspor, apalagi sudah ada offtaker yang siap mengekspor," kata Imran di Makassar, Rabu silam.

Ia mengatakan, skema pelaksanaan program ketahanan pangan telah disiapkan Pemprov Sulsel dari hulu ke hilir. Mulai pada Desember 2023 dengan pembagian bibitnya, budi daya menanam, monitoring dan evaluasi oleh tenaga lapangan yang mendampingi tenaga penyuluh pertanian.

Selain membidik pasar internasional dengan memenuhi kebutuhan luar negeri, hasil panen pisang cavendish ini juga bisa disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Termasuk pula untuk provinsi lain dan kebutuhan domestik sendiri (kebutuhan lokal di Makassar).

"Intinya komoditi pertanian itu adalah offtaker, selama ada yang mengambil hasil pertanian pasti masyarakat bersemangat. Selama ini, kita masih ambil pisang cavendish dari Lampung. Boleh jadi kita akan dapat pisang jenis ini lebih murah karena hasilnya dari Makassar," kata dia.

Saat ini pengembangan tanaman pisang cavendish telah memasuki persiapan panen yang diperkirakan pada akhir Juli hingga awal Agustus 2024.

Panen pisang cavendish akan diawali di Kabupaten Bone dengan area sebanyak 200 hektar, kemudian dilanjutkan di sejumlah titik lainnya seperti Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba yang areanya lebih luas.

"Makanya kami Pemprov optimistis ini bisa berjalan sesuai rencana, meski skalanya yang agak berbeda. Misalnya yang dulunya kita rencana sekian ratus hektar, dan sekarang mungkin sekian hektar dulu. Panennya juga tidak serentak, bertahap," urai Imran.

Imran mengemukakan bahwa kendati Penjabat Gubernur Sulsel terganti, namun program yang digagas tetap dilanjutkan oleh Penjabat Gubernur Sulsel saat ini Prof Zudan Arif Fakrulloh, salah satunya Program Ketahanan Pangan dengan melakukan penanaman sejumlah komoditi, seperti pisang cavendish, sukun, dan lainnya.

Keberlanjutan program Ketahanan Pangan ini dipastikan Imran, sebab diakui bahwa program ini sangat bermanfaat untuk pengembangan ekonomi masyarakat khususnya para petani. Terlebih semua tanaman dari Program Ketahanan Pangan dikawal tenaga lapangan dan penyuluh pertanian Dinas TPH-Bun.

"Masyarakat juga semangat menanam pisang bahkan ada beberapa kelompok secara mandiri menggunakan akses KUR (Kredit Usaha Rakyat). Jika mengambil KUR, pasti dia menjaga hasil tanamannya," ujarnya.

Rekomendasi