Fakta Mencengangkan soal Tewas Terbakarnya Wartawan Peliput Perjudian di Karo Sumut

| 02 Jul 2024 16:46
Fakta Mencengangkan soal Tewas Terbakarnya Wartawan Peliput Perjudian di Karo Sumut
Kepolisian mendatangi puing rumah Sempurna Pasaribu yang ludes terbakar. (Istimewa)

ERA.id - Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatera Utara menginvestigasi kasus tewasnya wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu (40) bersama istri, anak, dan cucunya, dalam kebakaran yang menghanguskan rumahnya di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Kamis dini hari (27/6/2024), sekitar pukul 03.30 WIB.

Koordinator KKJ Sumatera Utara, Array A Argus menjelaskan, pihaknya menemukan fakta baru dalam kasus kebakaran yang menewaskan jurnalis yang sempat memberitakan perjudian yang ada di Jalan Kapten Bom Ginting, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

"Dalam pemberitaan yang dimuat korban, dijelaskan ada keterlibatan oknum aparat berinisial HB. Sebelum kebakaran terjadi, ada rentetan kasus antara Sempurna Pasaribu dengan oknum aparat diduga berinisial HB tersebut," kata Array dalam keterangan resmi KKJ Sumut, dikutip Selasa (2/7/2024).

Array mengungkapkan, kasus ini bermula ketika anggota ormas yang biasa duduk di warung tempat perjudian,memohon pada korban.

"Agar namanya (ormas tersebut) ikut mendapatkan jatah/uang perjudian, karena selama ini korban juga sering mendapatkan jatah uang mingguan judi dari oknum aparat tersebut," ucap Array.

Atas hal itu, Array mengungkapkan, korban pun meneruskan permohonan anggota ormas tersebut kepada oknum pengelola judi. "Lalu, Sempurna kembali menyampaikan hal serupa kepada oknum tadi, agar anggota ormas yang merupakan pemuda setempat itu diberikan sedikit uang bulanan," sebut Array.

Array menjelaskan atas permintaan tersebut, oknum pengelola judi lantas memberikan Rp100 ribu pada anggota ormas tersebut. Namun anggota ormas ini merasa tersinggung, karena alasan bahwa oknum pengelola judi telah meremehkan dirinya.

"Anggota ormas ini lantas memprovokasi Sempurna Pasaribu, hingga korban kemudian memberitakan lokasi perjudian yang ada dekat asrama aparat. Bahkan, Sempurna menulis nama lengkap oknum itu dalam pemberitaan, dan membuat status di media sosial Facebook miliknya," ujar Array.

Dari informasi yang didapat, Array mengungkapkan bahwa setelah berita tayang, ada oknum aparat yang menghubungi atasan korban, minta agar berita yang tayang segera diturunkan. Hanya saja, pihak perusahaan tidak menghapus berita itu.

"Setelahnya, ada juga diduga petugas kepolisian sempat menghubungi perusahaan online tempat korban bekerja, meminta agar pemberitaan dibuat secara halus. Berita dimaksud adalah peristiwa demo organisasi keagamaan di Kabupaten Karo, yang menuntut agar Kapolres Karo dicopot lantaran maraknya judi, prostitusi, dan narkoba," kata Array.

Kemudian, setelah pemberitaan muncul, pimpinan media Tribrata TV sempat menghubungi Sempurna Pasaribu. Saat itu, korban bilang dirinya aman-aman saja. Namun, korban bercerita pada teman-temannya, bahwa dirinya jadi was-was setelah pemberitaan tersebut. Ia dan rekannya kemudian mendapatkan ‘warning’ dari Ketua ormas di Kabupaten Karo, bahwa mereka sedang diikuti.

"Ketua ormas yang mengenal korban meminta agar Sempurna Pasaribu dan temannya untuk tidak pulang ke rumah. Sehingga korban memutuskan untuk tak kembali ke kediamannya selama beberapa hari. Korban juga sempat mengaku pada temannya ingin menginap di Polres Karo demi keamanan dirinya," ucap Array.

Array juga menjelaskan bahwa sebelum rumah korban terbakar, Sempurna sempat bertemu dengan oknum aparat berinisial HB tersebut.

"Korban ditemani oleh rekannya untuk membicarakan masalah berita judi yang naik di media online Tribrata TV. Dalam pertemuan itu, HB meminta agar berita yang sudah tayang segera dihapus. HB juga meminta kepada korban agar postingan yang ada di media sosial juga segera dihapus," kata Array.

Namun, korban tidak menuruti permintaan HB. Karena tidak ada kesepakatan, korban pun pulang ke rumahnya pada Rabu malam, 26 Juni 2024. Sempurna diantarkan oleh rekannya. Setelah korban masuk ke dalam rumah, rekan korban meninggalkan lokasi.

"Informasi lain menyebutkan, bahwa sekira pukul 02.30 WIB, sebelum kebakaran terjadi, ada yang melihat sekira lima orang pria berada di sekitar rumah korban. Lalu, pukul 03.00 WIB terjadilah kebakaran," jelas Array.

Pascakebakaran, Array mengungkapkan sejumlah saksi diperiksa termasuk rekan korban yang saat itu bersama dengan korban. Saat pemeriksaan, informasi menyebutkan bahwa penyidik sempat mengambil handphone milik saksi (rekan korban).

Saksi (rekan korban) sempat menolaknya. Namun penyidik pun mengambil HP saksi, dan menghapus pesan ketua ormas yang sempat memberikan ‘warning’ tersebut.

"Fakta lain dalam kasus ini, anak korban juga mengaku merasa terancam saat dimintai keterangannya di Polres Karo. Pada awak media setelah kedatangan Kapolda Sumut, anak perempuan korban mengaku diminta mengamini keterangan yang tak pernah ia sampaikan kepada penyidik," ujar Array.

Atas temuan-temuan ini, KKJ Sumut menyatakan sikap, dengan meminta Kapolda Sumut untuk mengusut tuntas kasus ini, terutama mengungkap adanya kejanggalan-kejanggalan yang terjadi.

Rekomendasi