ERA.id - Pasangan Calon Peserta Pilkada Bali Nomor Urut 1 Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana mempertanyakan ide awal jalan pintas (shortcut) Singaraja-Mengwitani.
Dalam debat pertama di Denpasar, Rabu (30/10) malam kemarin, Made Muliawan atau De Gadjah menyinggung jalan pintas tersebut, sebab Wayan Koster kerap mengakui proyek tersebut sebagai prestasi di masa kepemimpinannya.
“Bagaimana ide pembangunan hingga shortcut itu dilakukan?” kata dia.
Menurut De Gadjah dan Putu Agus, proyek yang digunakan masyarakat untuk menuju Kota Singaraja di Kabupaten Buleleng itu bukan murni ide Pemprov Bali di masa kepemimpinan Wayan Koster, melainkan sudah terancang saat Putu Agus menjabat sebagai Bupati Buleleng.
“Shortcut Singaraja dijadikan ikon prestasi, saya melihat jalan pintas ini sebenarnya studi kelayakannya 2013, detil desain 2016, dan dibangun 2018,” kata Putu Agus Suradnyana.
Diketahui, Putu Agus pernah menjadi Bupati Buleleng pada 2012-2022 saat masih menjadi kader PDI Perjuangan, ia mengatakan pada masa tersebut pemkab dan pemprov berhasil melaksanakan proyek infrastruktur jalan ini berkat linear dengan pemerintah pusat.
“Pemrakarsa pertamanya Buleleng dan provinsi, saya bisa bangun ini karena satu jalur dengan Pak Jokowi, ya saya yang menggagas shortcut ini,” ujarnya.
Menanggapi pertanyaan ini, Wayan Koster mengatakan bahwa Shortcut Singaraja-Mengwitani memang inisiasif Pemprov Bali yang diajukan ke Menteri PU.
“Pemprov Bali siapkan pembebasan lahan untuk dibangun konstruksinya, pemprov menyiapkan Rp200 miliar untuk membebaskan lahan yang akan dilalui trase jalan shortcut, sehingga Menteri PU mau membangun jalannya,” kata dia.
Menanggapi klaim Putu Agus soal ide awal shortcut bukan dari Koster, ia menjawab dengan santai bahwa dahulu proyek ini hanya rencana sementara pembangunannya memang dimulai di masa kepemimpinannya.
“Kalau cuma rencana dari dulu rencana, tapi tidak ada yang bisa mengeksekusi, baru bisa dieksekusi 2019 waktu saya dilantik jadi Gubernur Bali,” ujarnya.