BI Klaim Uang Palsu Cetakan UIN Makassar Berkualitas Rendah, padahal Polisi Bilang Nyaris Sempurna

| 31 Dec 2024 14:10
BI Klaim Uang Palsu Cetakan UIN Makassar Berkualitas Rendah, padahal Polisi Bilang Nyaris Sempurna
Salah satu barang bukti uang palsu saat rilis kasus pengungkapan uang palsu (upal) di Mapolres Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024). (ANTARA/Darwin Fatir)

ERA.id - Bank Indonesia (BI) mengklaim uang palsu yang dicetak di UIN Makassar punya kualitas sangat rendah dan mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D (dilihat, diraba, dan diterawang).

Hal itu didasarkan penelitian BI atas sampel barang bukti. Menurut BI, uang palsu itu dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar.

"Hal tersebut sejalan dengan barang bukti mesin cetak temuan Polri yang merupakan mesin percetakan umum biasa, tidak tergolong ke dalam mesin pencetakan uang," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim di Jakarta, Selasa (31/12/2024), dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Marlison menjelaskan tidak ada unsur pengaman uang yang berhasil dipalsukan seperti benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV hanya dicetak biasa menggunakan sablon, serta kertas yang digunakan merupakan kertas biasa.

"Uang palsu yang ditemukan berpendar di bawah lampu U berkualitas sangat rendah pendaran yang berbeda baik dari segi lokasi, warna, dan bentuk dengan uang rupiah asli," kata dia.

Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir untuk tetap dapat bertransaksi tunai. Namun, ia meminta tetap berhati-hati dan mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D yang dapat dilihat lebih lanjut pada laman www.bi.go.id.

Terkait temuan Polres Gowa yang diduga merupakan sertifikat palsu Surat Berharga Negara (SBN) palsu dan Deposito BI, Marlison menegaskan bahwa BI tidak pernah menerbitkan dokumen sertifikat deposito BI.

Sementara itu, kepemilikan SBN bersifat scripless atau tanpa warkat, artinya tidak ada dokumen sertifikat kepemilikan yang dipegang oleh investor karena kepemilikan investor tersebut dicatatkan secara elektronik.

Padahal sebelumnya, pihak kepolisian menyebut uang palsu terbitan UIN Alauddin Makassar nyaris sempurna.

Hal tersebut diungkapkan Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono dalam konferensi pers di Mapolda Sulsel, Senin (30/12/2024).

"Kita sampaikan kepada masyarakat karena ini uang dicetak dari tahun 2022, sekarang 2024 dan sudah mau 2025. Uang (palsu) yang beredar ini kita sudah tidak bisa kendalikan lagi dan kalau ditemukan di lapangan ya tidak bisa ditukar, karena uang palsu," ujarnya.

Yudhiawan kemudian mengakui bahwa kualitas uang palsu yang diproduksi tersebut nyaris sempurna. Uang palsu itu memiliki tanda air saat diuji menggunakan sinar ultraviolet.

"Memang hampir sempurna, hampir sempurna. Kemarin habis press rilis juga, dipakai ultraviolet itu ada tanda air. Itu yang bagi masyarakat yang awam mungkin, wah, ini beneran padahal sebenarnya itu uang palsu," jelasnya.

Rekomendasi