Pemprov Sulsel-BMKG Mulai Antisipasi Longsor dan Banjir yang Ancam Jalur Mudik

| 17 Mar 2025 19:05
Pemprov Sulsel-BMKG Mulai Antisipasi Longsor dan Banjir yang Ancam Jalur Mudik
Sekda Sulsel, Jufri Rahman, menerima kunjungan Kepala BMKG Pusat, Prof. Dwikorita Karnawati, di Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel, Minggu (16/3/2025). (Dok. Pemprov Sulsel)

ERA.id - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat berkoordinasi guna mengantisipasi potensi cuaca ekstrem selama arus mudik Lebaran 2025.

Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel, Jufri Rahman, menerima kunjungan Kepala BMKG Pusat, Prof. Dwikorita Karnawati, di Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel, Minggu (16/3/2025).

Pertemuan ini membahas langkah mitigasi dan peringatan dini terhadap cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada puncak musim hujan Maret–April, bertepatan dengan lonjakan arus mudik.

"Kami menerima data dari BMKG terkait potensi daerah rawan bencana, khususnya untuk jalur mudik Lebaran. Seperti kita ketahui, wilayah utara Sulsel memiliki medan yang cukup ekstrem dengan risiko longsor yang tinggi," ujar Jufri.

Berdasarkan data BMKG, potensi bencana dapat dideteksi sejak enam hari, tiga hari, hingga beberapa jam sebelum kejadian. Informasi ini akan digunakan oleh Pemprov Sulsel untuk menyiapkan langkah antisipasi, seperti menempatkan alat berat di titik rawan, melakukan rekayasa lalu lintas bersama Dinas Perhubungan dan kepolisian, serta menyiagakan tim tanggap bencana dari BPBD dan Dinas Sosial.

Selain jalur darat, BMKG juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem di wilayah perairan, khususnya di selat antara Selayar dan Jeneponto. Untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, BMKG akan memasang radar guna mendeteksi kondisi gelombang laut secara real-time.

Prof. Dwikorita menegaskan, koordinasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana selama mudik.

"Wilayah utara Sulsel, seperti Toraja, Luwu, Enrekang, dan Bone, berisiko mengalami banjir bandang dan longsor, sementara wilayah Tenggara rawan banjir dan banjir rob. Oleh karena itu, mitigasi harus dilakukan, termasuk kemungkinan pemberlakuan sistem buka tutup jalan jika ada peringatan dini," jelasnya.

BMKG juga memastikan keamanan jalur penerbangan dengan memberikan prakiraan cuaca kepada maskapai sejak enam jam sebelum keberangkatan. Hal ini memungkinkan maskapai untuk menyesuaikan jalur penerbangan guna menghindari risiko seperti awan kumulonimbus, turbulensi, atau dampak erupsi gunung api.

"Kami terus memperbarui informasi cuaca agar transportasi darat, laut, dan udara bisa berjalan dengan aman selama arus mudik Lebaran," pungkasnya.

Rekomendasi