ERA.id - Belakang ini, berbagai tindak kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) menjadi sorotan publik.
Sebab, selain praktik joki, ditemukan beberapa kecurangan lain yang menggunakan kacamata, behel gigi berkamera, hingga perangkat jemala atau headset.
Terbaru, ada pesan berantai menggunakan aplikasi perpesanan, WhatsApp secara massal yang berisikan imbauan agar tidak datang terlambat, sekaligus berhasil mendeteksi pencurian identitas oleh peserta UTBK.
Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Universitas Padjajaran (Unpad), Inu Isnaeni Sidiq mengatakan, pihaknya menduga hal ini berkaitan dengan motif mengenali atau mengingat pola soal ujian.
Sehingga, ketika pola soal sudah didapat, oknum tersebut akan menyiapkan jawaban untuk digunakan untuk sesi berikutnya.
"Ini satu paket, mencuri soal, lalu mengolah, dan menyiapkan jawabannya. anti akan dijual atau digunakan oleh eksekutor yang menjadi joki," kata Inu, Sabtu (3/5/2025).
Ini menambahkan, menyebut kasus yang terjadi di Pusat UTBK Unpad bukan joki. Sebab, pelaku menggunakan identitas orang lain dengan cara mencuri dan tidak diketahui pemilik data aslinya.
"Kalau lulus UTBK, yang bersangkutan tidak akan bisa melakukan registrasi karena data yang digunakan milik orang lain. Jadi ini seperti hanya memantau pola soal saja," kata dia menambahkan.
Saat ini, pihaknya telah melaporkan hal itu ke tim monitoring dan evaluasi Pusat UTBK Unpad. Inu berharap, temuan ini dapat dikaji oleh tim monev tingkat nasional, agar tindakan seperti ini tidak terjadi lagi.
Sementara itu, Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat UTBK Unpad, Rafly menerangkan, kasus ini terkuak saat panitia mengirimkan pesan massal kepada peserta sebagai pengingat agar mereka tidak terlambat datang ke lokasi ujian.
Namun, pada Jumat 25 April 2025, pihaknya mendapat balasan pesan dari seseorang berinisial NKA. Balasan pesan itu berisikan, NKA memperoleh pesan dari Pusat UTBK Unpad, padahal ia tidak mendaftar UTBK di tahun ini.
"Yang bersangkutan juga sudah kuliah di salah satu kampus negeri di Medan. Sehingga, kami curiga datanya telah dicuri dan disalahgunakan," kata Rafly.
Panitia lalu melakukan penyelidikan, hasilnya peserta UTBK tersebut menggunakan nama, NIK, tanggal lahir, dan nomor telepon yang sama dengan milik NKA. Hanya saja, terdapat perbedaan foto dan email yang digunakan.
"Peserta yang menggunakan identitas NKA itu, dijadwalkan mengikuti ujian di Fakultas Farmasi, Unpad Jatinangor, pada Sabtu 26 April 2025 di sesi pagi, tapi yang bersangkutan tidak hadir," tuturnya.