Dokter Priguna Sisihkan Obat Bius dari RSHS untuk Lakukan Aksi Pemerkosaan

| 10 Jun 2025 21:00
Dokter Priguna Sisihkan Obat Bius dari RSHS untuk Lakukan Aksi Pemerkosaan
Direktur Utama RSHS Bandung, Rachim Dinata Marsidi saat merespons hasil pemeriksaan polisi mengenai penggunaan obat bius oleh dokter PPDS, Priguna Anugerah Pratama (Era.id/Reza Deny)

ERA.id - Polisi telah memastikan dokter PPDS Universitas Padjadjaran (Unpad), Priguna Anugerah Pratama (PAP), menggunakan obat bius dari RSHS untuk memperkosa para korbannya.

Merespons hasil pemeriksaan dari kepolisian, Direktur Utama RSHS Bandung Rachim Dinata Marsidi tak menampik hal itu.

Menurutnya, Priguna mendapatkan obat untuk membius para korban itu dari bagian farmasi RSHS. Namun, Priguna menyisihkan seperempat obat yang seharusnya digunakan seluruhnya kepada pasien.

"Betul. Kalau obat bius itu dikasih satu ini (dosis), kan yang ngasih ke pasien dia. Jadi dia kasih cuman 3/4. 1/4 dia simpan, terus dia sedot sendiri. Enggak dikasihin semuanya," kata Rachim saat ditemui di RSHS Bandung, Selasa (10/5/2025).

Rachim menuturkan Priguna sengaja menyisihkan sebagian obat bius itu untuk melancarkan aksi bejatnya terhadap para korban. Sebab, ketika melakukan tindakan ke pasien lainnya, Priguna juga menyisihkan sebagian obat bius untuk dikumpulkan.

"Pasien berikutnya, sama. Karena dia udah ada motifnya. Bayangin, satu ampul dikasih 3/4, 1/4 disimpan. Dari empat pasien udah dapat satu ampul," tuturnya.

Saat disinggung mengenai lemahnya pengawasan penggunaan obat bius, Rachim menyebut pihaknya tidak bisa mengikuti Priguna terus menerus. 

"Dia pinter, di tengah jalan diambil sama dia. Kami kan enggak bisa ngikutin (terus)," kata dia.

Atas penyalahgunaan obat bius oleh Priguna, RSHS saat ini tidak lagi mengizinkan dokter PPDS obat. Ke depannya, segala macam pengambilan obat ke farmasi akan dilakukan oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) atau perawat.

"Sekarang tidak ada lagi PPDS yang ngambil obat. Semua diambil oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) atau perawat. Enggak (ada) lagi," ucapnya.

Rekomendasi