ERA.id - Masjid hadiah untuk Presiden Joko Widodo dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA) Syeikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan dibangun mulai hari ini. Masjid yang diberi nama Grand Mosque Syeikh Zayed ini ke depannya diharapkan menjadi pusat pengembangan peradaban dan ilmu pengetahuan serta sebagai destinasi wisata.
Hal ini dikatakan oleh Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohammed Al Mazroui mengatakan kerjasama ini dilakukan untuk bidang keislaman. Masjid ini diharapkan menjadi simbol untuk menumbuhkan toleransi kehidupan beragama.
"Kami belajar banyak dari Indonesia tentang toleransi," katanya usai Ground Breaking, Sabtu (6/3).
Apalagi masjid ini diberi nama sesuai dengan pendiri negara UEA, Syeikh Zayed Al Nahyan. Bagi masyarakat UEA, sosoknya merupakan simbol toleransi dalam keagamaan. Sehingga dari segi arsitektur, masjid ini sangat istimewa.
Masjid miniatur dari Grand Mosque Syeikh Zayed Al Nahyan yang ada di Abu Dhabi ini rencananya dibuat sebagaimana aslinya. Selain untuk pengembangan Islam di kota Solo dan Indonesia, masjid ini diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata. Sehingga bisa mendatangkan devisa bagi negara Indonesia.
"Masjid ini membanggakan. Di sini bukan hanya sebagai tempat melakukan ibadah tetapi arsitektur bangunan yang menakjubkan. Bisa menarik banyak wisatawan," katanya.
Masjid ini dibangun di Gilingan, Solo menggunakan tanah milik PT Pertamina. Ke depannya masjid hibah pemerintah UEA ini akan dikelola oleh Kementerian Agama RI.
Sementara itu Menteri Agama RI Yaqut Kholil Qoumas mengatakan pembangunan masjid ini sebagai bukti hubungan baik antara pemerintah Indonesia dengan UEA. Kerjasama ini akan terus ditingkatkan untuk kebaikan kedua negara.
"Saya secara pribadi maupun mewakili pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia terima kasih sepenuhnya dengan hadiah dari pemerintah UEA ini," katanya.
Yaqut mengatakan UEA merupakan negara yang dikenal dengan toleransinya. Inilah yang menginspirasi masyarakat Indonesia untuk mengembalikan nilai-nilai toleransi.
"UEA merupakan negara yang mengembangkan moderasi dalam beragama dan kita bisa terus sejalan dengan mereka," katanya.