Warga Baduy Geram, Hutan Sakral Gunung Liman Dirusak Penambang Emas Liar

| 23 Apr 2021 14:34
Warga Baduy Geram, Hutan Sakral Gunung Liman Dirusak Penambang Emas Liar
Tokoh Baduy bernama Ayah Pulung menyatakan kesedihannya atas pembabatan ilegal hutan adat di Gunung Liman. (Foto: @inforrangkasbitung/Instagram)

ERA.id - Sebuah video warga Baduy beredar di internet. Pria yang diketahui salah satu tetua adat Baduy itu tak kuasa menahan sedih dan kegeramannya. Ia menangis setelah melihat hutan sakral dirusak oleh pelaku penambang emas liar, atau 'gurandil' dalam bahasa setempat.

Diketahui total luas hutan yang rusak, sekitar 2 hektar dan sudah berlangsung berbulan-bulan. Kawasan hutan tersebut berada di Gunung Liman, Desa Cibarani, Kecamatan Cirinteun, Kabupaten Lebak, Banten.

“Waktu tadi ada amanat dari leluhur kami, takut sekarang ini gunung dihancurkan, lebak rusak, aturan diubah. Sekarang terbukti Gunung Liman yang rusak. Ini kami minta ditutup jangan dilanjutkan," tutur warga Baduy tersebut dalam bahasa setempat.

Melalui potongan video yang diunggah oleh akun @inforangkasbitung pada Kamis, (22/04/2021) warga Baduy itu meminta tolong kepada pemerintah untuk menjaga hutan titipan yang disakralkan oleh masyarakat adat suku Baduy.

Sementara itu menurut Kepala Desa Cibarani, Dulhani, hutan yang berada di Gunung Liman memang disakralkan oleh masyarakat Baduy.

"Betul, itu Gunung Liman yang dirusak, hutan titipan yang disakralkan. Memang masuknya ke Wewengkon Adat Cibarani. Beliau merasa bertanggung jawab karena amanat leluhurnya untuk menjaga hutan tersebut," kata Dulhani.

Menurut keterangan Dulhani, pria dalam video tersebut adalah Ayah Pulung yang merupakan warga Baduy Dalam.

Pulung merupakan cucu dari leluhur Baduy yang ditugaskan untuk menjaga Gunung Liman yang juga menjadi hulu sejumlah sungai penting di Kabupaten Lebak seperti Ciujung, Ciliman, Cibarani, dan Cibaso.

"Mereka sangat sedih, menangis melihat hutan sakralnya gundul dirusak gurandil," imbuh Dulhani.

Rekomendasi