Cara Jitu Pemprov Jabar Hadapi Lonjakan Covid-19: Kapasitas Bed Naik Bertahap dan Opsi RS Darurat

| 20 Jun 2021 13:41
Cara Jitu Pemprov Jabar Hadapi Lonjakan Covid-19: Kapasitas Bed Naik Bertahap dan Opsi RS Darurat
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil saat mengunjungi sebua rumah sakit di Jawa Barat, (12/6/2021). (Foto: @ridwankamil/Instagram)

ERA.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Minggu, (20/6/2021), menambah jatah 2.400 bed untuk pasien Covid-19, sesuai dengan kebijakan pemprov Jabar terkait penyediaan kapasitas perawatan pasien corona, demikian disebut dalam rilis pers, dilansir dari ANTARA.

Dalam keterangannya, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyebutkan bahwa jumlah tempat tidur khusus pasien Covid-19 di rumah sakit akan ditingkatkan secara bertahap sesuai keadaan keterisian.

Jika keterisian telah mencapai 40 persen, Jabar akan siapkan rumah sakit darurat guna mengantisipasi lonjakan tersebut, sebut gubernur yang akrab disapa sebagai Kang Emil tersebut.

“Jadi urutannya dari 20 persen yang dialokasikan sekarang kebijakannya dinaikkan menjadi 30 persen. Kalau masih kurang dinaikkan lagi ke 40 persen. Sampai betul-betul tidak memungkinkan barulah masuk ke tahap berikutnya, yaitu membuat rumah sakit darurat,” ujarnya.

Ridwan kamil yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan terkait rencana penambahan tempat tidur untuk pasien COVID-19 tersebut, pihaknya telah mengunjungi RSUD Al-Ihsan dan RSUD Otto Iskandardinata di Kabupaten Bandung.

"Al-Ihsan yang hari ini jatah tempat tidur COVID-nya sudah penuh 100 persen ditambah 50 tempat tidur lagi, sehingga masih ada yang dapat digunakan, apabila masih kurang lagi nanti kita pikirkan lagi,” katanya.

Tak hanya itu, Kang Emil juga akan memanfaatkan gedung baru RSUD Otto Iskandardinata yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung untuk dijadikan tempat perawatan pasien COVID-19.

“Rencananya yang COVID-19 di rumah sakit lama di Soreang, rumah sakit umum Soreang pindah ke sini (RSUD Otista). Mengingat urgensi waktu tinggal dua pekan menurut statistik kedaruratan, saya menyarankan ke bupati agar ini untuk pasien COVID-19. Mudah-mudahan dengan strategi penambahan ini bisa mengurangi tekanan terhadap rumah sakit,” ujarnya.

Fasilitas yang tersedia di RS baru tersebut, menurut Kang Emil, sangat memadai. Sudah ada kasur untuk tempat tidur pasien, ruangannya pun masih bersih.

“Karena rumah sakit baru, alat kesehatan masih belum lengkap, namun untuk fasilitas tempat tidur cukup memadai. COVID-19 ini rata-rata tidak terlalu membutuhkan alat khusus, kecuali kelompok yang masuk ICU. Nanti ada tambahan dari Pemprov,” katanya.

Pemprov Jabar bekerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan di RS rujukan pasien COVID-19 dan RS baru di Soreang.

“Kita sempat memberhentikan 500 relawan nakes karena pas shalat Idul Fitri keterisian rumah sakit se-Jabar hanya 29 persen, sehingga para relawan kami pulangkan dulu. Nah sekarang kita panggil lagi, karena kondisinya seperti ini,” katanya.

Kang Emil mengingatkan konversi tempat tidur ke pasien COVID-19 tetap berdampak pada risiko penurunan layanan bagi pasien non-COVID19, seperti kecepatan layanan dan ketersediaan nakes di saat bersamaan.

“Risikonya tinggi bagi pasien non-COVID-19, apalagi memasuki musim pancaroba yang trennya juga naik,” ujarnya.

Gubernur mengimbau warga untuk mematuhi protokol kesehatan 5M. Dengan semakin sedikit pasien COVID-19 masuk rumah sakit, semakin leluasa ketersediaan kamar untuk semua pasien.

Rekomendasi